Istilah Bioflok atau Flok
merupakan istilah bahasa “slank” dari bahasa baku “Activated Sludge” (Lumpur
Aktif) yang diadopsi dari proses pengolahan biologis air limbah (Biological
Wastewater Treatment). Bioflok adalah sebuah sistem budidaya dengan
memanfaatkan bakteri pembentuk flok (Flocs Forming Bacteria) dalam pengolahan
limbah.
Bioflok merupakan agregat diatom, makroalga, pellet sisa, eksoskeleton organisma mati, bakteri, protista dan invertebrata. Juga mengandung bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain yang berdiameter 0,1-2 mm.
SISTEM
Sistem kerja dari bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan sedikit unsur fosfor (P) menjadi gumpalan berupa flok dengan menggunakan bakteri pembentuk flok yang mensintesis biopolimer polihidroksi alkanoat sebagai ikatan bioflok.
Bakteri pembentuk flok dipilih dari bakteri yang memiliki karakteristik: (1) non patogen, (2) memiliki kemampuan mensintesis polihidroksi alkanoat (PHA), (3) memproduksi enzim ekstraselular, (4) memproduksi bakteriosin terhadap bakteri patogen, (5) mengeluarkan metabolit sekunder yang menekan pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton merugikan dan (6) mudah dibiakkan di lapangan.
Kandungan Nutrisi Bioflok
Terbentuknya flok secara sederhana dijelaskan sebagai berikut: Mikroorganisma seperti bakteri dengan daya lisis bahan organik memanfaatkan detritus sebagai makanan. Sel-selnya mensekresi lendir metabolit, biopolimer (polisakarida, peptida dan lipid) atau senyawa kombinasi dan terakumulasi di sekitar dinding sel detritus. Ikatan didinding sel bakteri menyebabkan munculnya flok bakterial. Polimer ekstraseluler yang dibentuk bakteri berfungsi sebagai jembatan penghubung (panjang dapat mencapai 50 µm).
Dua senyawa biopolimer dengan gugus karboksil (COOH) pada bakteri berbeda membentuk ester dengan ion divalen (Ca, Mg). Ikatan-ikatan ini meningkatkan massa kumpulan partikel menjadikan inti kumpulan bersifat hidrofobik (takut air) dan tepinya bersifat hidrofilik (suka air) sehingga terjadi dewaterisasi (lebih sedikit air di dalam partikel). Karena ukuran diameter yang membesar maka flok mudah mengendap. Di samping itu, kandungan bahan organik, oksigen dan pH juga berpengaruh terhadap terbentuknya flok.
MANFAAT
Penerapan system bioflok apabila diaplikasikan dengan tepat adalah minimnya pergantian air dalam sistem budidaya sehingga teknologi ini ramah lingkungan. Pakan yang digunakan pun menjadi lebih sedikit ketimbang sistem konvensional lain. Manfaat dan keuntungan sistem bioflok antara lain:
1. Menghemat pakan pelet, FCR dapat mencapai 0,8-0,7
2. Pertumbuhan ikan lele lebih seragam dan rampag, artinya selama
kegiatan budidaya tidak ada kegiatan penyortiran.
3. Pertumbuhan ikan lebih optimal dengan jangka waktu panen yang lebih
cepat.
4. Padat tebar benih lebih tinggi, berkisar 500-1.000 ekor per m³.
5. Ikan sehat dan gesit serta dapat mengurangi hama/penyakit ikan.
Selain manfaat tersebut, ada beberapa keuntungan lain dari sistem bioflok, seperti:
- Hemat lahan, karena padat tebar tinggi.
- Tampilan kolam lebih indah, terutama jika menggunakan kolam bundar.
- Manajemen pakan, air & tata letak lebih mudah, tidak serumit kolam tanah
- Waktu Pemberian pakan lebih efisien, karena sehari hanya dua kali.
SYARAT & KETENTUAN
Beberapa hal yang menjadi syarat dan ketentuan dalam budidaya lele padat tebar tinggi dengan sistem bioflok antara lain:
1. Bakteri pembentuk flok
Dapat ditemukan pada Probiotik
yang mengandung bakteri pembentuk flok. Bakteri yang mampu membentuk flok
diantaranya:
- Zooglea ramigera
- Escherichia intermedia
- Paracolobacterium aerogenoids
- Bacillus subtilis
- Bacillus cereus
- Flavobacterium
- Pseudomonas alcaligenes
- Sphaerotillus natans
- Tetrad dan Tricoda
2. Kadar oksigen yang tinggi
Dengan padat tebar yang tinggi,
tentunya kebutuhan oksigen di kolam budidaya juga harus mencukupi, selain itu
bakteri pembentuk flok juga bergantung erat pada oksigen untuk dapat bekerja.
Penambahan aerasi pada kolam merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kadar
oksigen dalam kolam. Dapat menggunakan pompa air dengan ketinggian 2,5 meter
dengan kekuatan 43 watt, untuk kolam bundar dengan dengan ukuran diameter 4m.
Atau bisa dicabang 4 jika berdiameter 1 m.
3. Lumpur aktif
Seluruh dasar kolam dibuat
selalu aktif bergerak, agar tidak ada endapan. Bisa disatukan dengan
semburan/aerator atau pompa air. Jadi selain menambah oksigen, aerator atau
pompa air digunakan juga untuk membuat lumpur aktif.
4. Penambahan bahan starter yang mengandung karbon, sebagai pakan bakteri pembentuk flok. Bisa menggunakan molase, tepung tapioka, tepung terigu, bekatul atau gula.
INDIKATOR
Ciri-ciri air kolam yang sudah
terbentuk flok antara lain :
1. Warna air kolam coklat kekuningan, warna cerah, semakin lama akan
coklat kemerahan.
2. Air kolam tidak terlalu pekat, tidak berminyak, tidak encer dan
tidak kental.
3. Air kolam tidak berbau amoniak
4. Jika diambil sampel airnya,
kemudian didiamkan beberapa menit, terdapat endapan coklat kehijauan yang
melayang-layang didalam air.
5. Perilaku ikan: aktif
bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada di dasar kolam/
Manfaatkan Bioteknologi Hayati BIOBOOST
untuk hasil Maksimal
Komposisi BIOBOOST :
- Azotobacter sp 2,5 x 108 – 105 cfµ/m
- Azospirillum sp 3 x 107 – 105 cfµ/ml
- Bacillus sp 3,5 x 107 – 105 cfµ/ml
- Pseudomonas sp 7 x 105 – 104 cfµ/ml
- Cytophaga sp 1,5 x 104 – 103 cfµ/ml
Isi dan Kandungan K-Bioboost :
1. (165) Genus dengan turunannya
3200-3500 Microorganisme
2. Air yang digunakan untuk
fermentasi atau campuran dasar memiliki pH 9 (Air Alkali)
3. Mengandung Hormon-Hormon
untuk Pertumbuhan
4. Mengandung Zat Pengatur
Tumbuh sebesar 1000 ppm
5. Mengandung Anti Jamur
(Trichoderma sp.), dapat membantu menghilangkan jamur yang ada di batang dan
akar tanaman
6. Mengandung Zat Asam-Asaman,
diantaranya :
- Asam Humat dengan kadar 15%
- Asam Absisat
- Asam Amino
- Asam Fulvat
- Asam Galat
- Asam Laktat
- Etilen
- Dan beberapa macam lagi asam-asaman yang dibutuhkan alam
7. Hara Makro-Mikro dengan nilai
kandungan diatas rata-rata
8. Bakteri Aerob dan Anaerob
9. NanoTechnology
10. Cytophaga sp, yang hanya ada di K-Bioboost
11. PH Bioboost 3,56
12. Bakteri Pelarut Fosfat
13. Bakteri Pelarut Kalium
14. Bakteri Penambat N
15. Bakteri Pengubah Nitrit
menjadi Nitrat
16. Bakteri Komersial untuk
Bioremediasi
17. Mikroorganisme penekan angka
Microorganisme dan atau Bakteri Phatogen
18. Angka populasi microba di
Bioboost saat ini sudah mencapai minimal 10 pangkat 12
Manfaat Bioteknologi Hayati BIOBOOST untuk Perikanan :
1. Meningkatkan dan menjaga mutu air tambak
/ kolam.
2. Menekan perkembangan bakteri pathogen
didalam tanah dan air tambak / kolam.
3. Meningkatkan kekebalan dan kesehatan
udang / ikan terhadap hama penyakit.
4. Meningkatkan produktipitas tambak / kolam
5. Meningkatkan mutu dan jumlah plankton
pada air tambak / kolam
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas udang
/ ikan
7. Panen relatif lebih cepat
8. Menekan potensi pencemaran pada
lingkungan tambak / kolam.
9. Rasa ikan lebih gurih dan lezat karena
tidak bau tanah.
Baca Juga : Teknik Budidaya Lele Bio-Flok dengan BIOBOOST
Semoga Bermanfaat. @Andumberkah
Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971
Join Distributor BIOBOOST
No comments:
Post a Comment