KERUGIAN MEMBAKAR JERAMI DI SAWAH

menfaat dan kerugian membakar jerami padi
Benarkah membakar jerami merupakan cara paling efektif untuk mengurus jerami? Tentu bukan. Justru dengan cara membakar jerami, berarti kita siap menghadapi kerugian yang cukup besar. Banyak petani yang berpendapat bahwa abu bakaran jerami dapat menyuburkan tanah dan membuat tanaman tahan terhadap hama dan penyakit. Namun opini itu ternyata salah dan harus segera diluruskan.

Abu bakaran jerami tidak dapat menyuburkan tanah melainkan menghilangkan hara dalam jumlah cukup banyak.
     Tahukah anda ternyata jerami yang ada dipetakan sawah anda memiliki kandungan unsur hara yang cukup besar. Menurut Dobermann dan Fairhurst (2000), jerami mengandung 0,5 - 0,8% N, 0,07 - 0,12 P2O5, 1,2 - 1,7% K2O dan 4 - 7% Si. Unsur yang dimiliki jerami ini justru sangat berguna untuk memperbaiki kondisi lingkungan tumbuh. Jerami yang dikomposkan kedalam tanah mampu memperbaiki sifat-sifat tanah, baik fisik, kimia, dan biologi tanah.
Pada tanah-tanah berliat pemberian kompos jerami dapat memperbaiki porositas tanah, sehingga kelebihan air dapat mudah dihilangkan atau didrainasikan. Hal ini penting pada tanah-tanah yang ditanami tanaman bukan padi. Sebaliknya pada tanah pasir, daya menahan air menjadi lebih baik, mempertahanan perakaran tidak mudah kekeringan serta mencegah kehilangan hara melalui pencucian. Secara fisiokimia, pemberian kompos jerami dapat meningkatkan ketersediaan P melalui pembebasan P-tefksasi, membentuk senyawa komplek dengan Fe maupun Al sehingga mampu sebagai penyangga pH tanah. Disamping itu dengan penambahan jerami terkomposkan dapat meningkatkan KTK tanah sehingga kehilangan hara-hara mineral dapat berkurang. Jerami yang telah mengalami dekomposisi dapat meningkatkan absorpsi hara, kadar K dan menurunkan kadar Fe tanah (Ismunadji et al 1973).
Dengan kata lain, membakar jerami berati membakar unsur hara yang ada dalam jerami tersebut. Itu berarti dengan membakar jerami kita telah membuang unsur hara yang dikandung jerami sia-sia.  Sedangkan jerami yang dibakar hanya bisa menjadi arang atau karbon.

Membakar jerami secara perlahan dapat menyebabkan hasil panen semakin menurun
Pembakaran jerami secara perlahan mampu menurunkan produktifitas tanah yang bisa menyebabkan hasil panen semakin menurun. Justru dengan mengkomposkan jerami mampu memberikan kenaikan hasil. Hasil penelitian Sudriatna et al (1985) pada sawah tadah hujan di Singamerta 1982/83 sampai 1984/85 menunjukkan pemberian jerami pada saat pengolahan tanah pada padi gogo rancah dan walik jerami memberikan kenaikan hasil.

        Pengaruh pengembalian jerami terhadap hasil padi gogo rancah pada setiap musim pertananm. KP Singamerta. 1982/83.
Pemberian jerami
Hasil padi gogo rancah (PB 36 (t/ha)
1982/83
1983/84
1984/85
1985/86
Rata2
  • Tanpa pemberian
4,9
2,6
3,3
4,7
3,9
  • Pemberian jerami pada saat pengeolahan tanah
5,0
3,7
3,7
5,0
4,3
  • Pemberian jerami dalam bentuk kompos dua bulan setelah tanam
4,9
3,1
3,6
4,9
4,1
KK
12,4
32,5
12,7
9,3


Bakar jerami justru membuat tanaman rentan terserang hama dan penyakit
      Jika kita membakar jerami pada petak sawah terus menerus tanpa ada penambahan unsur hara K ke tanah akan menyebabkan tanaman padi rentan terserang hama dan penyakit.
Akan tetapi dengan pengembalian bahan organik khususnya jerami ke tanah dapat memperlambat pemiskinan K, Si dan mengurangi serangan hama penyakit juga meningkatkan C-organik, Mg, KTK, stabilitas agegat tanah serta translokasi unsur N dan P dari jaringan batang ke gabah (Adiningsih, 1986). Berarti justru jerami sebagai bahan organik lah yang mampu mengurangi serangan hama penyakit.
Selain hal tersebut De Datta dan Hundal (1982) menyebutkan bahwa pemberian jerami menyebabkan tanah lebih mudah diolah dan sangat bermanfaat bagi tanaman palawija yang ditanam setelah padi.

Membakar jerami merusak ozon pelindung bumi
     Lapisan ozon bumi telah mulai menipis akibat banyaknya industri, banyaknya polusi dari kendaraan bermotor, ataupun pembakaran hutan. Penipisan lapisan ozon akibat polusi-polusi ini lah yang menyebabkan bumi mengarah pada pemanasan global (Global warming). Tentunya sebagai mahluk yang diberi amanat untuk menjaga lingkungan sekitar, kita tidak mau membuat bumi semakin panas. Dengan membakar jerami berarti kita telah berupaya merusak bumi kita tercinta. Oleh karena itu, stop bakar jerami, komposkan jerami demi mencapai produktifitas lebih tinggi.
Masihkah ada keuntungan dari membakar jerami? Justru membakar jerami memberikan banyak kerugian bagi para petani. Jerami justru memberikan banyak manfaat bagi para petani. Selain sebagai bahan pakan ternak (sapi), jerami juga dapat dijadikan sebagai pupuk kompos, bahan bakar, dan lain-lain. Selain itu, menjaga lingkungan itu merupakan kewajiban kita sebagai manusia. Oleh karena itu, STOP BAKAR JERAMI. Mari kita komposkan jerami untuk menghasilkan produktifitas yang lebih tinggi. 

Ada 7 poin kerugian membakar Jerami :
  1. Dengan membakar jerami berarti kita telah membakar unsur hara yang terkandung  dalam jerami tersebut. Unsur hara yang seharusnya bisa menambah kesuburan tanah kita, terbuang sia-sia.
  2. Batang dan daun padi yang bisa menyuburkan tanah secara fisik, jika membusuk akan menjadi humus, bahan organik atau C-organik. Jika dibakar hanya menjadi karbon atau arang saja.
  3. Jerami yang ditebarkan pada lahan akan menjadi makanan mikroorganisme tanah. Jika dibakar justru akan membunuh mikroorganisme dipermukaan tanah.
  4. Secara perlahan namun pasti, pembakaran jerami akan menurunkan produktifitas tanah sehingga panen semakin hari semakin menurun.
  5. Pembakaran jerami adalah pemborosan bagi petani, karena jika petani mau mengembalikan jerami ke sawah tentunya biaya pemupukan bisa dikurangi.
  6. Pengembalian jerami ke sawah akan mengembalikan hara unsur Kalium ke tanah. Unsur Kalium ini berfungsi sebagai penguat dan pengeras bagian tanaman yang akan membantu ketahanan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Jika kita bakar terus-menerus tanpa penambahan unsur Kalium ke tanah akan menyebabkan tanaman padi kita rentan terserang hama dan penyakit.
  7. Asap yang dihasilkan dari pembakaran jerami akan mengakibatkan polusi udara dan sekaligus juga akan merusak ozone pelindung bumi.
Dari setiap panen yang menghasilkan 5 Ton gabah biasanya akan menghasilkan 7,5 Ton jerami, untuk data rata-rata kandungan unsur hara yang terkandung dalam jerami di Indonesia adalah; Si: 5,6%, N: 0,4%, P: 0,02% dan K: 1,4%. Jika setiap kali petani panen dan membakar jeraminya, secara tidak langsung petani telah membuang secara percuma; S: 10 Kg, N: 45 Kg, P: 10 Kg, K: 125 Kg, Ca: 30 Kg, Mg: 10 Kg, Si: 350 Kg. Dari data diatas cukup mencengangkan dikarenakan dengan hanya menggunakan jerami sebagai pupuk, petani juga sudah bisa memberikan kebutuhan pupuk yang cukup untuk lahan pertaniannya.



Semoga Bermanfaat. @Andumberkah

Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971

Belanja BIOBOOST Online

Join Distributor BIOBOOST

No comments: