Wednesday, January 25, 2017

MEMBUAT BIO-STARTER UNTUK FERMENTASI DENGAN BAHAN LOKAL

Dalam pembuatan pupuk alami, tentunya kita membutuhkan Bio-Starter, atau bisa disebut Efektifitas Mikrooganism (EM). Bio-Starter berperan sebagai pengurai yang akan mempercepat proses fermentasi bahan alami menjadi nutrisi. Bahan-bahan untuk membuat Bio-Starter menggunakan bahan lokal, seperti :
1. Terasi 1/4 kg
2. Gula pasir 1 kg
3. Batang pohon pisang busuk
4. Dedak/bekatul 1 kg
5. Air mendidih 5 liter
6. Wadah/tong ukuran sedang 1 buah
7. Kantong plastik ukuran sedang 1 buah
8. Jerigen 1 buah
9. Ember 1 buah
10. Batang kayu ukuran 50 cm
11. Tali plastik 1 gumpal kecil

Proses pembuatan Bio-Starter :
Tahap 1

  • Rebus air 5 liter hingga mendidih, kemudian sisihkan pada wadah.
  • Masukkan 1/4 kg terasi ke dalam wadah air dan aduk.
  • Kemudian, masukkan 1 kg gula pasir dan aduk.
  • Masukkan pula 1 kg bekatul dan aduk.
  • Dinginkan sambil diaduk.

Tahap 2

  • Gedebong pisang yang sudah busuk diperas.
  • Sisihkan air perasannya sebanyak 5 liter.

Tahap 3

  • Campur adonan pada tahap 1 dan tahap 2, kemudian aduk hingga merata.
  • Tutup rapat campuran tersebut selama 3 hari dengan plastik yang diikatkan tali rapia pada wadah.

Tahap 4

  • Buka campuran setelah 3 hari, kemudian aduk campuran tersebut.
  • Tutup kembali dan buka keesokan harinya untuk diaduk sesuai kebutuhan. ulang proses serupa sampai hari ke 10.
  • Pada tahap 4 dilakukan evaluasi terhadap adonan media Bio-Starter. media Bio-Starter yang siap digunakan memiliki ciri : berbusa dan berbau asam.
  • Bio-Starter yang akan disimpan, sebaiknya ditempatkan pada jerigen.

Penyimpanan Bio-Starter Yang Sudah Jadi

Saran : Bila Anda kesulitan membuat Bio-Starter sendiri silahkan manfaatkan Bioteknologi Hayati BIOBOOST, yang didalamnya terdapat Mikroorganisme Cerdas dan kuat dengan teknologi pembiakan Isolasi.

Semoga Bermanfaat. @Andumberkah

Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971


Belanja BIOBOOST Online

Join Distributor BIOBOOST

Saturday, January 21, 2017

Cara Mudah dan Sederhana Membuat PUPUK BOKASHI

Bokashi adalah istilah dalam bahasa Jepang yang berarti “perubahan secara bertahap”. Secara umum pengertian bokashi adalah metode fermentasi bahan-bahan organik menggunakan starter  aerob maupun anaerob yang berlangsung secara cepat dan efektif. Starter yang digunakan dalam pembuatan pupuk bokashi adalah BIOBOOST, yaitu sekelompok mikroorganisme dekomposer.

Tujuan pembuatan pupuk bokashi adalah mempercepat pembusukan materi organik untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan bilogi tanah, dan meningkatkan unsur hara tanah.

Material organik yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar pupuk bokashi adalah kotoran ternak, sampah organik atau sampah dapur. 

Cara Membuat Pupuk Bokashi 

Alat dan Bahan :
1. Kotoran Ternak yang sudah kering 60 kg
2. Jerami 20 kg
3. Hijauan daun 10 kg
4. Tanah Humus (top soil) 10 kg
5. Dedak 5 kg
6. Arang sekam 5 kg
7. Dolomit / abu bakaran secukupnya
8. Bioboost 100 ml / 10 tutup botol
9. Molasses/Gula pasir 200 gr
10. Terpal/Plastik, cangkul, gembor dll

Langkah-langkah  Membuat Pupuk Bokashi :

1. Buat larutan dekomposer fermentasi dengan cara :
  • 100 ml (10 tutup botol) Bioboost dimasukkan ke dalam 1 (satu) liter air, tambahkan 200 gram gula pasir lalu diaduk sampai larut.
  • Larutan ini kemudian didiamkan selama 15 menit.
  • Setelah 15 menit, larutan bibit fermentasi tadi dimasukkan ke dalam 15 liter air (pakai ember).
  • Aduk sampai larut.
2. Buat lubang diatas tanah dengan ukuran 1 x 0,5 meter dengan kedalaman kurang lebih 30 cm. Lubang dibuat pada tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Ukuran lubang bisa disesuaikan dengan banyaknya atau volume bahan-bahan bokashi.

3. Cincang jerami dan dedaunan. Kemudian campurkan semua bahan dan diaduk sampai tercampur rata.

4. Siramkan larutan dekomposer yang telah dibuat pada bahan bokashi sambil diaduk hingga tercampur rata.

5. Atur kelembaban hingga kira-kira mencapai 30 – 40%. Cara sederhanya dengan cara menggenggam campuran, jika menggumpal tidak pecah dan tidak mengeluarkan air berarti kelembaban sudah cukup. Jika pecah berarti kelembaban kurang.

6. Masukkan semua bahan kedalam lubang yang sudah disiapkan, kemudian ditutup rapat menggunakan plastik hitam atau terpal.

7. Agar suhu tidak terlalu panas, buka penutup dan aduk bahan bokashi setiap hari. Kemudian ditutup kembali.

9. Setelah 7 hari sejak pembuatan, biasanya bokashi sudah jadi dan siap untuk digunakan.

Manfaat Pupuk Bokashi :
a. Mempercepat proses pembusukan material organik sebelum diberikan ke alam.
b. Meningkatkan sifat fisika, kimia dan biologi tanah.
c. Meningktkan produktifitas tanaman.
d. Menjaga kestabilan produksi tanaman.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman.
f. Menggemburkan tanah dan meningkatkan aerasi tanah.

Membuat Pupuk Bokashi skala Rumah Tangga 

Pupuk bokashi bisa dibuat dirumah dengan mudah, anda bisa memanfaatkan dari sisa-sisa makanan yang berjenis organik atau limbah dapur. Jenis limbah rumahtangga ini harus dipilah atau dipisahkan dari limbah rumah tangga organik dan non organik untuk dijadikan Pupuk bokashi. Dan hasil dari limbah tersebut juga sama jika anda membeli Pupuk bokashi yang sudah jadi dipasaran atau toko pertanian. Berikut ini adalah beberapa cara yang harus anda kerjakan : 

Bahan-bahan :
1. Kumpulkan jenis makanan sisa yang berjenis organik apapun itu.
2. Dedak / Serbuk gergaji 5 kg
3. Arang Sekam 5 kg 10 ml
4. Bioboost 10 ml / 1 tutup botol
5. Gula Pasir 2 sendok makan.

Langkah-langkah Pembuatan :
  1. Siapkan satu tong plastik ukuran 200 liter. Buat lubang bagian bawahnya untuk mengeluarkan cairan hasil pengomposan. Cairan ini berguna sebagai pupuk organik cair.
  2. Potong kecil-kecil bahan organik sampai benar-benar kecil agar cepat dalam fermentasi, kemudian campurkan bahan seperti dedak/serbuk gergaji dan arang sekam.
  3. Campurkan 10 ml / 1 tutup botol Bioboost dengan 1 liter air, tambahkan dua sendok gula pasir. Diamkan 10 menit, kemudian siramkan pada campuran bahan baku tadi.
  4. Campurkan larutan itu dengan bahan organik yang sudah anda cincang tadi dengan merata.
  5. Masukan ke dalam tong dan Tutup hingga rapat, atur kelembaban hingga 45ÂșC. Kemudian lihat perubahan, jika dilihat teksturnya merupai tanah maka sudah bisa dipastikan fermentasi anda berhasil. Kira- kira membutuhkan waktu 5-7 hari.
Pupuk bokashi sangat mudah sekali dilakukan baik sekala rumah tangga atau sekala besar untuk kebunya sendiri, namun dari sebagaian petani masih saja malas untuk membuatnya. Walau bagaimanapun anda adalah seorang petani yang hebat untuk menjadikan tanaman anda sehat dan merawatnya dengan baik.

Semoga Bermanfaat. @Andumberkah

Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971


Belanja BIOBOOST Online

Join Distributor BIOBOOST

Thursday, January 19, 2017

MEMBUAT PAKAN IKAN ORGANIK (Fermentasi)

Berbicara mengenai cara membuat pakan ikan sendiri, biasanya orang sering membuat pakan ikan fermentasi karena dengan cara fermentasi merupakan salah satu pakan alternatif ikan yang sangat praktis dan mampu memberikan manfaat yang bagus untuk hewan ternak maupun ikan.

Pakan fermentasi merupakan sebuah pakan ternak ikan yang terbuat dari limbah organik seperti ampas tahu , kotoran ternak , yang difermentasikan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak ikan.

Manfaat pakan fermentasi untuk ikan :
  • Hemat dalam pembiayaan dalam perawatan
  • Air kolam cenderung tidak berbau busuk
  • Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ikan
  • Tidak perlu mengganti air kolam
  • Lele organik memiliki rasa yang berbeda yakni lebih gurih
  • Bobot ikan menjadi lebih berat dan bernilai jual tinggi
  • Nilai gizi dari lebih tinggi dan kolesterolnya lebih rendah
  • Air bekas budidaya ikan organik sangat baik untuk memupuk tanaman dan masih banyak lagi.
Saat ini banyak pembudidaya ikan mencoba memanfaatkan kotoran ternak (sapi, kambing, ayam atau puyuh) untuk dijadikan pelet. Namun, kotoran ternak sebagai pakan organik dalam prakteknya bukan berarti langsung diberikan pada ikan.

Kotoran tersebut akan diproses menjadi semacam pupuk organik yang akan merangsang tumbuhnya pakan alami yang berguna sebagai pakan sekaligus media berkembangnya mikroorganisme kompleks pada kolam.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dan diketahui untuk memanfaatkan kotoran ternak ini :
  • Kotoran ternak yang digunakan diusahakan sudah padat dan tidak berbau
  • Kotoran ternak yang digunakan berasal dari ternak yang diberi pakan hasil fermentasi. Maksud dari pakan hasil fermentasi adalah pakan jerami yang telah dikeringkan selama satu minggu atau dari kotoran kambing yang memakan pakan yang sudah difermentasi juga.
"Bakteri yang ada pada kotoran ternak sudah tidak berbahaya, karena sudah melalui proses fermentasi".

Kotoran ternak yang kelihatannya menjijikan ternyata bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan. Selain kotoran ternak, ada beberapa bahan lain yang diperlukan untuk membuat Pakan Ikan Organik. Berikut ini beberapa jenis bahan baku yang bisa digunakan untuk membuat Pakan Ikan Organik :
  • Kotoran Ternak
      Kotoran hewan yang dapat digunakan untuk pupuk setelah mengalami pengomposan yang matang, yaitu bila secara fisik (warna, rupa, tekstur, dan kadar air) tidak serupa dengan kondisi bahan aslinya, sedangkan secara kimia memiliki kandungan 60-70% bahan organik, 2% zat N, 1% P2O5, dan 1% K2O.

Jenis kotoran hewan yang dapat digunakan adalah kotoran sapi, kerbau, kelinci, ayam, puyuh dan kambing. Jenis kotoran lain yang dapat digunakan untuk pembuatan Pakan Ikan Organik adalah kotoran ayam. Kotoran ayam mengandung protein, karbohidrat, lemak dan senyawa organik lainnya.

"Kriteria kotoran ayam yang ideal adalah yang berasal dari ayam pedaging karena kotorannya lebih bersih dan cenderung lebih murni (tidak tercampur sekam) dan usahakan kotoran ayam dalam kondisi kering. Hindari menggunakan kotoran ayam kampung karena kotorannya cenderung rendah kadar N dan mengandung serat yang tinggi".

Semakin tinggi kandungan unsur hara nitrogen akan membuat bahan baku semakin cepat terurai. Ini dikarenakan jasad renik pengurai memerlukan unsur hara nitrogen untuk perkembangannya. Unsur hara nitrogen digunakan oleh mikroorganisme untuk sintesis protein dan pembentukan protoplasma.
  • Ampas Tahu
Ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein, mengingat kandungan proteinnya dan lemak yang tinggi sekitar 8,66% protein, 3,79% lemak, 51,63% air dan 1,21% abu. maka sangat baik untuk dijadikan bahan baku pembuatan Pakan Lele Organik.

"Kelemahan ampas tahu cenderung memiliki kandungan protein yang lebih baik dari pada kotoran hewan, apabila proses fermentasi terlambat, maka hasilnya akan menjadi cepat bau sehingga dapat mengganggu lingkungan sekitar. Ampas tahu merupakan bahan yang tidak tahan lama. Karena itu, ketika mendapatkan ampas tahu segera lakukan pencampuran dengan probiotik, untuk dosis probiotik tergantung dari merk dan jenis probiotik yang digunakan".
  • Dedak / Katul
Dedak merupakan limbah pengolahan gabah dan tidak dikonsumsi manusia sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Kandungan nutrisi dedak yaitu bahan kering 91,0%, protein kasar 13,5%, lemak kasar 0,6%, serat kasar 13,0%, dan kandungan serat kasar 13,6%. 
  • Tepung Ikan
Tepung ikan adalah ikan atau bagian ikan yang dikeringkan dan digiling. Kegunaan utama tepung ikan adalah bahan utama campuran pakan ternak. Tepung ikan yang baik harus mempunyai sifat-sifat : butirannya seragam; bebas dari sisa tulang, mata ikan dan benda asing; berwarna halus bersih, seragam, dan bau khas ikan amis. 
Probiotik adalah istilah yang digunakan pada mikro-organisme hidup yang dapat memberikan efek baik atau kesehatan pada organisme lainnya. Kami sarankan untuk menggunakan Pupuk Hayati Bioboost. 
  • Tetes Tebu / Molase
Molase merupakan bahan sisa dari proses pembuatan gula. Molase juga merupakan sumber energi tetapi kandungan proteinnya rendah. Molase mengandung 4,2% protein kasar, 7,7% serat kasar. Molase juga sering digunakan untuk proses fermentasi karena mengandung 1-20% gula yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan inokulum. Bisa digantikan dengan gula pasir.

Berbicara mengenai pakan fermentasi , dibawah ini akan saya paparkan paparan mengenai cara bikin pakan ikan sendiri secara fermentasi , adapun untuk selengkapnya bisa anda simak dengan seksama langkah-langkahnya dibawah ini.

1 . Pembuatan Pakan Ikan Alami dari Kotoran Ternak
 
Hal pertama yang perlu disiapkan adalah media berupa kolam ikan. Kita tidak perlu membuat kolam ikan dari tanah, karena nantinya kita menggunakan kompos yang berfungsi sebagai tempat berkembang biak mikro organisme. Kita bisa menggunakan kolam semen atau kolam terpal.

Ukuran bisa disesuaikan dengan kondisi lahan yang kita miliki. Biasanya ukurannya adalah 2 x 3 m dengan tinggi air sekitar 80 cm hingga 1 meter. Jika kolam yang dibuat lebih besar, akan menjadi lebih baik karena padat tebar dan waktu fermentasi pakan ikan organik menjadi lebih hemat. 

Komposisi Bahan dan Alat :
  • Kotoran ternak yang telah diangin-anginkan selama sekitar seminggu sebanyak 100-150 kg dalam keadaan kering.
  • Probiotik BIOBOOST sebanyak 10 tutup botol (100 ml)
  • Tetes tebu (molase) sebanyak 2 liter / Gula Pasir 100 gr
  • Karung dan paranet sesuai ukuran kolam sekitar 1 x 2 m sebagai tempat untuk pemberian pakan organik ke kolam.
  • Jerigen / tong.
Cara Pembuatan :
      Dalam membuat pakan alami untuk ikan, terdapat proses fermentasi yang bisa dibilang sangat penting. Karena proses fermentasi bisa meningkatkan nilai gizi, terutama kadar protein, pada bahan baku pakan ikan organik yang akan dipakai. Selain itu, bahan pakan akan lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh ikan.

Karena itu, sebelum dipakai untuk pakan ikan, sebaiknya semua bahan difermentasikan terlebih dahulu menggunakan pro-biotik. Cara pembuatan pakan alami dari kotoran ternak sebagai berikut :

1. Buat larutan probiotik fermentasi dengan cara :
  • 100 ml (10 tutup botol) Bioboost dimasukkan ke dalam 1 (satu) liter air, tambahkan 100 gram gula pasir lalu diaduk sampai larut.
  • Larutan ini kemudian didiamkan selama 15 menit.
  • Setelah 15 menit, larutan bibit fermentasi tadi dimasukkan ke dalam 10 liter air (pakai ember).
  • Aduk sampai larut.
2. Masukan Kotoran ternak yang telah dikeringkan ke dalam Jerigen/tong yang telah disiapkan

3. Siramkan campuran probiotik yang telah diaktifkan ke dalam jerigen yang berisi kotoran ternak, lalu aduk hingga tercampur merata.

4. Tutup wadah rapat, lalu biarkan bahan-bahan tersebut berfermentasi selama 5-7 hari. Setelah siap, pakan yang telah terfermentasi tersebut dimasukan ke dalam karung.

"Lakukan pemupukan ulang dari fermentasi kotoran sapi secara rutin setiap 2-3 hari sekali. Hal tersebut terus dilakukan sampai ikane mencapai ukuran 5-7 cm dan ikan sudah mau mengkonsumsi pakan organik dari ampas tahu"

Cara Pemberian Pakan :
     Pakan alami dari kotoran ternak diberikan pada ikan yang berumur di bawah 1 bulan dengan ukuran penebaran awal maksimal 4-6 cm. Cara pemberiannya, cukup ambil pakan hasil fermentasi kotoran ternak kemudian masukan kedalam wadah (karung) dan masukan ke dalam kolam ikan.

Sedangkan cara lainnya, letakkan pakan alami hasil fermentasi kotoran ternak tersebut ke paranet yang telah di pasang atau diikatkan ke tali di atas kolam ikan.

Apabila menebar benih ikan ukuran 2-3 cm atau 3-4 cm, setelah 3-4 hari setelah tebar benih, lakukan penambahan pakan ikan organik dari fermentasi kotoran ternak sebanyak 2-3 gayung tergantung dari luas kolam dan jumlah tebar benih.

Selanjutnya, lakukan pemupukan ulang dari hasil fermentasi kotoran ternak tersebut secara rutin setiap 2-3 hari sekali sampai ukuran lele 5-7 cm dan ikan sudah mau mengkonsumsi pakan organik dari hasil fermentasi ampas tahu.

2. Membuat Pakan Ikan dari Fermentasi Ampas Tahu

Ampas tahu dapat juga digunakan sebagai pakan ikan. Hal tersebut bertujuan agar ikan dapat berkembang seperti di habitat aslinya, yaitu memakan makanan yang berasal dari bahan organik dan ikan akan tumbuh dengan baik.

Selain itu, bertujuan untuk mengurangi biaya pengeluaran dan mengurangi menumpuknya limbah dari ampas tahu tersebut. 

Bahan Baku :
  • Ampas tahu sekitar 10 kg
  • Bekatul jagung, bekatul kulit kacang atau dedak sebanyak 5 kg
  • Tepung ikan sebanyak 1 kg
  • Kotoran ayam sebanyak 5 kg
  • Bioboost 2 tutup botol (20 ml)
  • Molase atau air tetesan tebu sebanyak 250 ml / Gula Pasir 50 gr
  • Air matang sekitar 1-3 liter
Cara Pembuatan :
1. Buat larutan probiotik fermentasi dengan cara :
  • 20 ml (2 tutup botol) Bioboost dimasukkan ke dalam 1 (satu) liter air, tambahkan 50 gram gula pasir lalu diaduk sampai larut.
  • Larutan ini kemudian didiamkan selama 15 menit.
  • Setelah 15 menit, larutan bibit fermentasi tadi tambahkan lagi 1-3 liter air (pakai ember).
  • Aduk sampai larut.
2. Campurkan probiotik fermentasi yang telah diaktifkan tersebut dengan seluruh bahan yang telah disiapkan

3. Aduk rata seluruh bahan yang ada

4. Masukan bahan yang telah dicampur kedalam wadah bisa berupa ember tertutup

5. Fermentasikan seluruh bahan tersebut selama minimal 3 jam.

Setelah proses fermentasi selesai, pakan bisa langsung diberikan kepada ikan yang sebelumnya sudah memakan pakan alami selama 15 hari. Pastikan wadah penyimpana fermentasi ampas tahu selalu tertutup. Usahakan sebelum ditutup kembali, aduk pakan fermentasi ampas tahu setiap kali wadah dibuka untuk mengambil pakan. 

Cara Pemberian Pakan :
      Cara pemberian pakan ikan organik dari hasil fermentasi ampas tahu sangatlah mudah. Pakan bisa diberikan langsung ke ikan dengan cara dikepalkan sehingga ikan bisa mengkonsumsi secara langsung. Atau bisa juga dengan cara ditempelkan dipinggir pematang kolam.

Disarankan pakan tersebut diberikan kepada ikan yang umurnya di atas 1 bulan dari penebaran, dengan ukuran benih minimum 4-6 cm, sebelumnya bisa diberikan dari hasil fermentasi dan pakan alami pupuk kandang.

Pemberiannya jangan bersamaan dengan pemberian pellet ikan. Persentase pemberian adalah 5% dari biomassa ikan (1,5-2 kali jumlah pemberian pakan pellet). Frekuensi pemberian pakan ikan organik dari ampas tahu ini bisa 2-3 kali sehari. 

"Tips untuk meningkatkan nafsu makan ikan"

Sebelum diberi pakan ampas tahu, sebaiknya lele diberikan pakan pellet pabrikan yang sudah difermentasikan dengan Bioboost, ini berfungsi sebagai pancingan bau tepung ikan yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Perlakuan ini hanya dilakukan satu kali selama proses pembesaran ikan sehingga tidak akan memakan banyak biaya.

Penerapan Pakan ikan organik ini, dapat juga diterapkan pada jenis ikan lainnya seperti ikan lele, mas, nila, gurami dan lainnya. Karena dengan cara ini lebih ramah terhadap lingkungan dan dapat meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan khususnya.

Semoga Bermanfaat. @Andumberkah

Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971


Belanja BIOBOOST Online

Join Distributor BIOBOOST

Wednesday, January 18, 2017

TEKNIK DAN CARA PEMUPUKAN TEPAT GUNA



Salah satu hal yang penting dalam proses pemupukan adalah cara pemberian pupuk yang benar. Dengan cara yang benar, pemberian pupuk memberikan hasil nyata karena pupuk dapat terserap baik oleh tanaman, dengan demikian pemanfaatan unsur hara yang terkandung dalam pupuk dapat dimaksimalkan oleh tanaman dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri. Kesalahan dalam cara pemberian pupuk akan mengurangi efisiensi dan efektifitas pupuk, sehingga akan timbul kerugian dari sisi waktu dan biaya, serta manfaat pupuk yang kurang maksimal bagi tanaman.

Proses pemupukan akan sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman, selain jenis pupuk yang tepat, cara aplikasi pupuk yang efektif dan efisien akan meningkatkan keberhasilan pemupukan.

CARA PEMUPUKAN 

1. Pemupukan melalui akar tanaman.

     Pemberian pupuk yang bertujuan untuk menambah kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman melalui akar dan dengan penambahan hara ini tanaman akan tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan.

a. Pemupukan dengan cara Sebar (Broadcasting)

Cara ini adalah cara yang paling sederhana karena pupuk diberikan ke media tanam dengan cara disebar di atas permukaan media saat pengolahan tanah (biasanya dilakukan pada tanaman semusim seperti padi dan kacang-kacangan yang ditanam di sawah), sehingga pupuk tercampur merata dengan tanah.

Pemupukan dengan cara sebar ini berpotensi tinggi merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman pengganggu (gulma) serta tingkat fiksasi atau pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah.

Cara Sebar dilakukan jika :
  • Populasi tanaman cukup tinggi dan rapat
  • Sistem perakaran tanaman yang menyebar di dekat permukaan tanah
  • Volume pupuk yang digunakan berjumlah banyak
  • Tingkat kelarutan pupuk yang tinggi agar dapat terserap dalam jumlah banyak oleh tanaman
  • Tingkat kesuburan tanah yang relatif baik
b. Pemupukan pada tempat tertentu (placement)

Berbentuk seperti barisan lurus di antara larikan atau barisan tanaman, membentuk garis lurus, atau membentuk lingkaran di bawah tajuk tanaman.

Alur pemupukan dibuat dengan membuat semacam kanal dangkal sebagai tempat pupuk dengan mencangkul tanah selebar kurang lebih 10 cm dengan kedalaman kurang lebih 10 cm dari permukaan tanah.

Setelah pupuk diletakkan di dalam alur, kemudian ditutup kembali dengan tanah.

Ada juga beberapa aplikasi lain yang memodifikasi cara ini ini, misalnya dengan cara membuat sejumlah lubang sedalam dan dengan jumlah lubang tertentu menggunakan tugal atau linggis melingkar di bawah tajuk kemudian pupuk diisikan ke dalam lubang lalu lubang ditutup tanah kembali.

Pemupukan dengan cara ini dilakukan dengan alasan :
  • Kesuburan tanah relatif lebih rendah (tanah tegalan atau kebun)
  • Populasi tanaman lebih rendah karena jarak tanam lebih lebar
  • Volume pupuk yang digunakan berjumlah lebih sedikit
  • Volume akar tanaman sedikit dan tidak menyebar
 2. Pemupukan melalui daun (spraying, foliar application)

Massa pupuk dalam jumlah tertentu dilarutkan ke dalam air dan campuran pupuk dengan air ini menghasilkan larutan pupuk dengan konsentrasi sangat rendah (kurang dari 0,05%).

Larutan pupuk ini kemudian ini disemprotkan langsung ke daun-daun tanaman, menggunakan alat semprot volume rendah (hand sprayer), volume sedang (sprayer gendong), maupun volume besar menggunakan mesin kompresor, bahkan menggunakan pesawat terbang kecil untuk hamparan pertanaman yang luas.

Berbeda dengan pemupukan melalui akar, pemupukan melalui daun harus memperhatikan beberapa hal :

1. Konsentrasi pupuk harus dibuat mengikuti petunjuk pemakaian pada label kemasan pupuk, dengan konsentrasi kepekatan pupuk berada pada kisaran angka 0,01% (1 gram pupuk padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air) hingga konsentrasi maksimum 0,05% (5 gram pupuk padat dilarutkan ke dalam 1000 cc air).
Larutan pupuk yang terlalu pekat akan menyebabkan plasmolisis, yaitu peristiwa di mana cairan dalam sel-sel daun dengan konsentrasi lebih rendah akan tersedot keluar sel untuk menyatu dengan larutan pupuk sehingga sel-sel yang kehilangan cairan menjadi mati dengan gejala seperti terbakar.

Karenanya penggunaan konsentrasi larutan pupuk yang rendah sangat dianjurkan dan hal ini dapat dikompensasikan dengan cara meningkatkan frekuensi pemupukan agar efisiensi dan efektifitas pemupukan melalui daun menjadi lebih tinggi (misalnya : konsentrasi pupuk 0,05% dilakukan setiap 14 hari sekali diubah menjadi konsentrasi larutan pupuk 0,03% dilakukan setiap 7 atau 10 hari sekali selama periode pemupukan dilakukan).

2. Faktor penguapan larutan pupuk akibat tingginya suhu lingkungan harus menjadi pertimbangan saat aplikasi, oleh karena itu idealnya pemupukan dilakukan saat matahari tidak sedang bersinar dengan terik.

Sebelum jam 8 pagi atau sesudah jam 4 sore adalah waktu yang ideal untuk menyemprotkan larutan pupuk agar pupuk dapat terserap daun dengan baik dan mengurangi resiko larutan pupuk yang menguap akibat suhu lingkungan yang tinggi.

3. Umumnya, mulut daun (stomata) menghadap ke bawah, karenanya pupuk diberikan dengan cara menyemprotkan larutan pupuk pada daun bagian bawah terlebih dahulu kemudian diikuti pembasahan larutan pupuk seluruh permukaan daun.

4. Jangan mengaplikasikan pupuk daun jika pada pucuk tanaman tumbuh tunas-tunas baru yang masih rentan terhadap pengaruh pupuk daun, apalagi jika konsentrasi pupuk daun cukup pekat, dapat dipastikan tunas-tunas muda akan mengering dan hangus seperti terbakar.
Tunggu hingga daun terbuka dan berkembang sempurna agar pupuk daun daun dapat diaplikasikan.

Saat tunas-tunas muda bermunculan, hanya pada daun-daun yang telah terbentuk sempurna di bagian bawah saja yang dapat disemprot dengan larutan pupuk daun.

5. Aplikasi penyemprotan pupuk daun pada musim penghujan dapat dilakukan setidaknya 2 jam sebelum perkiraan hujan akan turun agar larutan pupuk pada daun tidak habis tercuci dan sebagian besar larutan pupuk telah terserap dengan baik.

6. Hindari aplikasi penyemprotan pupuk daun secara langsung pada bunga yang sedang mekar pada tanaman karena dapat dipastikan bunga dan bakal buah akan rontok beberapa waktu kemudian.

Aplikasi pupuk daun dapat dilakukan pasca persarian selesai dan telah terbentuk bakal buah, dengan menggunakan pupuk daun berkadar fosfat dan kalium tinggi.

7. Pada tanaman muda yang baru dipindah tanamkankan (transplanting), baik pindah tanam ke pot yang lebih besar (repotting) maupun tanaman muda yang ditanam di lahan.
Setidaknya sebulan setelah pindah tanam, pupuk daun baru dapat diaplikasikan ke tanaman muda tersebut.

3. Pemupukan melalui Air Siraman

Pada pertanaman yang terbatas (jumlah tanaman dan luasan pertanaman), pemupukan melalui akar dapat dimodifikasi dengan mengubah bentuk pupuk padatan menjadi cairan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air, dengan batas kepekatan atau konsentrasi tertentu yang aman dan tidak menyebabkan plasmolisis bagi akar tanaman.

Pupuk yang telah berubah bentuknya tersebut kemudian diberikan ke tanaman sekaligus sebagai air siraman.

Metode ini banyak direkomendasikan oleh pabrikan pupuk karena pupuk-pupuk generasi baru umumnya bersifat water soluble (sangat mudah larut dalam air) dengan ampas sisa pupuk yang tidak terlarut berjumlah sangat sedikit.

Pemupukan dengan cara ini mempunyai beberapa kelebihan :
1. Pemberian nutrisi secara lengkap dapat dilakukan dengan baik dengan melihat kebutuhan tanaman, berdasarkan jenis-jenis tanaman dan fase pertumbuhannya.
2. Dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesuburan tanah yang mengalami kekurangan hara-hara tertentu.
3. Efisiensi pemupukan dapat ditingkatkan karena meningkatnya daya serap akar tanaman terhadap pupuk dalam bentuk larutan.
4. Efektifitas pemupukan dapat terlihat nyata dengan meningkatnya kualitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
5. Kualitas buah yang dihasilkan dapat ditingkatkan menjadi lebih baik dengan memberikan pupuk tertentu.
6. Media pertumbuhan tanaman tetap bersih dan relatif bebas dari penyakit akibat aplikasi pemupukan yang terjadwal 


4. Pemupukan

Pupuk merupakan komponen penting di dalam budidaya kelapa sawit, karena dua hal yaitu :
  • Biaya pupuk merupakan komponen terbesar dari biaya operasional, 60–70% dari biaya tanaman menghasilkan dan sekitar 40% dari biaya tanaman belum menghasilkan.
  • 70 sampai dengan 80% dari unsur pupuk yang ada pada biomassa berada pada bagian yang di panen yaitu  buah dan cabang, sehingga perlu dilakukan substitusi untuk menggantikan unsur hara yang terikut pada proses panen.
Dengan mempertimbangkan kedua hal diatas maka diperlukan pengelolaan pupuk yang baik agar pupuk yang diaplikasikan benar benar efektif dan efisien oleh tanaman.

Lima kunci utama strategi pemupukan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pemupukan yang tinggi adalah prinsip “5 T “ yaitu:
  • Tepat Jenis
  • Tepat Dosis
  • Tepat Letak/Tempat
  • Tepat Cara
  • Tepat waktu
Tepat Jenis
Pupuk yang diaplikasikan harus  sesuai dengan kebutuhan pada stadia pertumbuhannya, sesuai dengan jenis tanah, topografi, curah hujan, ketersediaan tenaga kerja dan sebagainya.pemilihan jenis pupuk tunggal atau pupuk majemuk serta berbagai komposisi pupuk majemuk merupakan pilihan yang harus diambil dalam kunci tepat jenis.

Tepat Dosis
Merupakan keputusan terbaik yang harus diambil terhadap beberapa dosis pupuk yang tepat untuk diperoleh produksi yang tinggi, sehingga jumlah yang diaplikasikan benar benar berada pada batas keperluan tanaman.umur tanaman, status unsur hara di dalam daun/rachis, keseimbangan diantara unsur hara (N/P Balance, Cation Balance), produksi dan gejala visual dilapangan merupakan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan dosis yang tepat.

Tepat Letak/Tempat
Adalah penentuan dimana tempat yang paling sesuai pupuk diaplikasikan sehingga mampu diserap tanaman dalam jumlah yang tinggi.
Sistem perakaran, ketersediaan bahan organik tanah, kondisi  lahan merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan.

Tepat Cara
Adalah pemilihan cara terbaik agar pupuk tersedia bagi tanaman pada saat diperlukan secara bersamaan.
Luas areal dan waktu pemupukan, jumlah pupuk yang harus diaplikasikan.
Kondisi lahan serta ketersediaan tenaga kerja atau alat yang akan digunakan merupakan faktor yang menjadi pertimbangan berbagai cara aplikasi pupuk.

Tepat Waktu
Kondisi iklim terutama curah hujan merupakan factor yang paling diperhatikan dalam memilih waktu yang tepat untuk aplikasi pupuk, disesuaikan dengan jenis pupuk yang akan diaplikasikan.
Serapan pupuk oleh akar tanaman akan lebih efektif dan efisien pada saat tanah dalam kondisi lembab.
Tanah yang terlalu basah akan menyebabkan kehilangan pupuk akibat pencucian atau kehilangan bersama aliran permukaan atau perkolasi.

Semoga Bermanfaat. @Andumberkah

Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971


Belanja BIOBOOST Online

Join Distributor BIOBOOST