Friday, February 17, 2017

5 Jenis Lele Unggulan di Indonesia

Ikan lele dengan nama ilmiah Clarias sp. merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer dikalangan masyarakat indonesia. Olahan ikan lele sangat mudah ditemui di pinggir jalan. Selain itu ikan lele memiliki kandungan protein yang tinggi.

Di Indonesia sendiri, ikan lele memiliki beberapa nama khas seperti ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalsel), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), dan ikan lele atau lindi (Jawa Tengah).
Sementara itu, di Negara lain dikenal nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilanka). Dalam bahasa Inggris disebut Catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.

Habitat dan Perilaku Ikan Lele

Habitat atau lingkungan hidup lele banyak ditemukan diperairan air tawar, di dataran rendah sampai payau. Di alam sendiri, ikan lele hidup di sungai-sungai yang arusnya mengalir secara perlahan atau lambat, seperti danau, waduk, telaga, rawa, dan kolam. Ikan lele lebih menyukai perairan yang tenang, tepian dangkal dan terlindung dengan membuat atau menempati lubang-lubang di tepi sungai atau kolam.

Lele jarang menampakan aktifitasnya di siang hari dan lebih menyukai tempat gelap, agak dalam dan teduh seperti di dasar kolam yang disebut dengan sifat benthic. Hal ini dikarenakan lele adalah binatang nokturnal, yaitu mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makanan pada malam hari.

Pada siang hari ikan lele lebih memilih berdiam diri atau berlindung di tempat-tempat yang gelap. Akan tetapi, pada kolam pemeliharaan, terutama budidaya secara intensif lele dapat dibiasakan diberi pakan pada pagi atau siang hari walaupun nafsu makannya tetap lebih tinggi jika diberikan pada malam hari.

Ikan lele relatif tahan terhadap kondisi lingkungan dengan kualitas air yang buruk. Tidak hanya itu, dengan kondisi kolam yang tinggi padat tebar (1.000 ekor/m2) dan minim kandungan oksigen, ikan lele masih dapat bertahan hidup.

Namun, pertumbuhan dan perkembangan ikan lele akan lebih cepat dan sehat jika dipelihara dari sumber air yang cukup bersih, seperti air sungai, mata air, saluran irigasi, ataupun air sumur. Selain itu ikan lele lebih baik dipelihara di suhu air 28-33 C karena pertumbuhan ikan lele di air hangat lebih cepat dari pada di suhu dingin. Suhu air berpengaruh besar terhadap metabolisme ikan lele, jika metabolisme ikan lele terganggu maka ikan lele akan mudah terserang penyakit.

Berikut ini Klasifikasi Ikan Lele :
Filum        : Chordata
Kelas        : Actinopterygii
Ordo        : Ostariophysi
Subordo   : Siluroidae
Famili       : Clariidae
Genus       : Clarias
Spesies     : Clarias sp

Kebiasaan Makan

Ikan Lele memiliki kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam (bottom feeder). Berdasarkan jenis pakannya, ikan lele digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, ikan lele biasa memakan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dan larva serangga air.

Karena bersifat karnivora, pakan tambahan yang baik untuk lele adalah yang banyak mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati pertumbuhannya akan menjadi lambat.

Selain itu, ikan lele juga termasuk jenis ikan yang kanibal (pemakan sesama). Untuk mencegah munculnya sifat kanibal pada ikan lele, lakukan penebaran benih dengan ukuran yang relatif sama (seragam), manajemen pemberian pakan yang tepat dan sortir (grading) secara rutin.

Jenis-Jenis Ikan Lele di Indonesia

Di Indonesia terdapat banyak jenis ikan lele yang sudah dikembangkan. Namun, pada awalnya jenis lele yang dibudidayakan adalah jenis ikan lele lokal. Sejalan dengan tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan lele, muncul jenis-jenis ikan lele unggulan yang sekarang ini banyak dibudidayakan oleh pembudidaya, seperti ikan lele dumbo, lele sangkuriang, lele masamo dan lele mutiara.

Ikan Lele Dumbo

Secara umum sosok lele dumbo mirip dengan lele lokal tetapi ukuran tubuh lele dumbo lebih besar (cenderung lebih panjang dan lebih gemuk) dibandingkan dengan jenis lokal. Beberapa literatur menyebutkan bahwa lele dumbo merupakan hasil perkawinan silang antara dua spesies, yakni antara ikan betina Clarias fuscus dari Taiwan dengan lele jantan Clarias mossambicus dari Kenya, Afrika. Dari hasil perkawinan tersebut, diduga sifat-sifat lele jantan lebih dominan.
Ikan lele dumbo memiliki keunikan, yaitu pada tubuhnya akan timbul bercak-bercak hitam dan putih bila terkejut atau stres. Kondisi tersebut bersifat sementara dan akan segera normal kembali jika kondisi lingkungan kolam sudah stabil.

Jumlah sirip lele lokal dan lele dumbo sama, akan tetapi sirip keras (patil) pada lele lokal lebih berbahaya dari pada lele dumbo. Patil lele dumbo tidak begitu beracun bila dibandingkan dengan lele lokal. Ukurannya pun lebih pendek dan tumpul, sungut lele dumbo relatif lebih panjang dibandingkan lele lokal.

Ikan Lele Sangkuriang

Ikan lele sangkuriang merupakan varietas unggulan dari ikan lele dumbo, Ikan lele sangkuriang merupakan perkawinan antara lele dumbo betina F2 (induk betina generasi kedua) dengan lele dumbo jantan F6 (induk jantan generasi keenam) dan menghasilkan lele dumbo jantan F2-6. Selanjutnya, lele dumbo jantan F2-6 dikawinkan kembali dengan lele dumbo betina F2. Sehingga menghasilkan ikan lele sangkuriang.
Dengan cara persilangan seperti ini akan menghasilkan benih ikan lele yang lebih bagus. Penurunan kualitas ikan lele dumbo diduga selama ini disebabkan oleh sering dilakukannya perkawinan sekerabat (inbreeding) dan seleksi induk yang salah.

Ikan Lele Phyton

Ikan lele jenis ini dikembangkan dan diperkenalkan oleh Teja Suwarna, Sonar Raja Jati dan Wawan Setiawan dari Pandeglang, Banten. Lele Phyton merupakan hasil perkawinan antara indukan betina lele thailand dengan induk jantan lele dumbo F6.

Perkawinan induk tersebut menghasilkan lele yang mempunyai ciri, warna dan bentuk kepala hampir menyerupai ular phyton. Tak hanya itu, lele ini juga memiliki mulut kecil dan kepala pipih memanjang dengan warna yang cerah, hingga akhirnya lele jenis ini disebut ikan lele Phyton.
Ciri lain ikan lele phyton memiliki punuk di belakang kepala, ekor bulat, dan sungut lebih panjang dibandingkan dengan lele dumbo biasa. Keunggulan dari lele phyton adalah pertumbuhannya lebih cepat, berukuran seragam, tingkat hidupnya tinggi, dan relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit.

Ikan Lele Masamo

Ikan lele masamo diproduksi oleh PT Matahari Sakti (MS) Mojokerto, Jawa Timur. Ikan lele masamo memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan ikan lele lainnya. Beberapa keunggulannya adalah :
  • Bertubuh besar
  • Rakus makan tapi tetap efisien
  • Tingkat keseragaman tinggi
  • Strees tolerance tinggi
  • Ketahanan penyakit tinggi
  • Sifat kanibal rendah
  • Sifat induk memiliki tingkat rata-rata penetasan atau produktivitas telur yang tinggi
Begitu santernya kabar tersebut, sampai membuat banyak pihak mengaku menyediakan induk dan benih lele super ini. Padahal, hanya PT MS yang mendistribusikan secara terbatas di jaringan mitra internal perusahaan mereka.

Lele masamo merupakan hasil pengumpulan sifat berbagai plasma nutfah lele dari beberapa Negara, antara lain lele dumbo dan Clarias macrocephalus (bighead catfish) yang merupakan lele afrika dengan dikohabitasi di Thailand.

Ikan lele afrika dikenal dengan kecepatan pertumbuhannya dan ketahanan tubuh yang tinggi. Lele afrika yang telah dikohabitasi domestik di Asia Tenggara memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan dan tahan terhadap penyakit lokal.
Lele masamo memiliki ciri khas fisik cukup berbeda dengan lele dumbo, sangkuriang, dan phyton yang lebih dahulu terkenal. Kepala lele masamo lebih lonjong, menyerupai sepatu pantofel model lama. Sirip (patil) lebih tajam,  badan lebih panjang, dan berwarna kehitaman. Ketika stres, muncul warna keputihan atau keabu-abuan.

Lele masamo memiliki bintik seperti tahi lalat di sekujur tubuh yang berukuran besar, memiliki tonjolan di tengkuk kepala, serta bentuk kepala lebih runcing. Pada induk, tonjolan di tengkuk terlihat jelas. Lele ini sangat berbeda dengan induk jenis lain, sehingga jenis lele masamo tak mungkin dipalsukan.

Akan tetapi, pada ukuran benih lele masamo sulit dibedakan dengan benih ikan lele jenis lainnya. Perbedaannya adalah lele masamo lebih agresif dan nafsu makan lebih kuat, sehingga jika manajemen pakan tidak bagus bisa berakibat pada kanibalisme.

Ikan Lele Mutiara

Ikan lele mutiara merupakan ikan lele unggulan yang berasal dari Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat yang dirilis pada 27 Oktober 2014. Ikan lele mutiara merupakan hasil seleksi dari persilangan induk ikan lele dumbo lokal, lele mesir, lele paiton dan lele sangkuriang sejak 2010.

Ikan lele mutiara memiliki banyak keunggulan seperti laju pertumbuhan yang tinggi hingga 40% dibandingkan lele yang saat ini dibudidayakan pembudidaya. Dengan persentase laju pertumbuhan itu, waktu pemeliharaan dapat lebih singkat. Bibit ukuran 5-7 cm dapat dipanen dalam waktu 45-50 hari dengan ukuran panen 6-9 ekor/kg dan keseragaman ukuran mencapai 80%.
Keunggulan lainnya adalah irit dalam penggunaan pakan yang berdampak menekan pengeluaran biaya pakan. Angka rasio konversi pakan (FCR) hanya 0,8. Sedangkan ikan lele jenis lainnya mempunyai nilai FCR antara 1-1,2. Selain itu ikan lele mutiara lebih tahan terhadap serangan penyakit, ini dibuktikan dengan direndam ikan lele mutiara didalam bakteri aeromonas sp selama 60 jam hanya 30% ikan yang mati, menurut Peneliti dari Balai Penelitian dan Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi.

Sekian pembahasan kali ini mengenai Jenis Ikan Lele

Semoga Bermanfaat. @Andumberkah

Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971

Belanja BIOBOOST Online

Join Distributor BIOBOOST

No comments: