1. SEJARAH
SINGKAT BELIMBING
Belimbing merupakan tanaman buah berupa
pohon yg berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai
negara yg beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya belimbing
ditanam dlm bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan
sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di
kawasan Amerika, buah belimbing dikenal dgn nama /sebutan “star fruits”, &
jenis belimbing yg populer & digemari masyarakat adalah belimbing
“Florida”.
2. JENIS
TANAMAN BELIMBING
Dalam
taksonomi tumbuhan, belimbing diklasifikasikan sebagai berikut:
- Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
- Divisi : Spermatphyta (tumbuhan berbiji)
- Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
- Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
- Ordo : Oxalidales
- Famili : Oxalidaceae
- Genus : Averrhoa
- Spesies
: Averrhoa carambola L. (belimbing manis); A.bilimbi L. (belimbing
wuluh)
Di Indonesia
dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing, diantaranya varietas Sembiring,
Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir, Demak jingga, Pasar minggu, Wijaya,
Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, & varietas Malaysia. Tahun 1987 telah
dilepas dua varietas belimbing unggul nasional yaitu: varietas Kunir &
Kapur.
3. MANFAAT
TANAMAN BELIMBING
Manfaat utama tanaman ini sebagai makan
buah segar maupun makanan buah olahan ataupun obat tadisional. Manfaat lainnya
sebagai stabilisator & pemeliharaan lingkungan, antara lain dpt menyerap
gas-gas beracun buangan kendaraan bermotor, dll, menyaring debu, meredam
getaran suara, & memelihara lingkungan dari pencemaran karena berbagai
kegiatan manusia. Sebagai wahana pendidikan, penanaman belimbing di halaman
rumah tidak terpisahkan dari program pemerintah dlm usaha gerakan menanam
sejuta pohon.
4. SENTRA
PENANAMAN BELIMBING
Sentra/pusat penanaman tanaman belimbing
sebagai usahatani secara intensif & komersial adalah Malaysia. Pada tahun
1993 negara ini mampu mengekspor buah belimbing segar sebanyak 10.220 mt
(metrik ton) senilai Rp. 2 miliar yg dipasok ke Hongkong, Singapora, Taiwan,
Timur Tengah, & Eropa Barat.
5. SYARAT
TUMBUH BELIMBING
5.1. Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Belimbing
- Untuk pertumbuhan dibutuhkan keadaan angin yg tidak terlalu kencang, karena dpt menyebabkan gugurnya bunga atau buah.
- Curah hujan sedang, di daerah yg curah hujannya tinggi seringkali menyebabkan gugurnya bunga & buah, sehingga produksinya akan rendah.
- Tempat tanamnya terbuka & mendapat sinar matahari secara memadai dgn intensitas penyinaran 45–50 %, namun juga toleran terhadap naungan (tempat terlindung).
- Suhu & kelembaban ataupun iklimnya termasuk tipe A (amat basah), B (agak basah), C (basah), dgn 6–12 bulan basah & 0–6 bulan keing, namun paling baik di daerah yg mempunyai 7,5 bulan basah & 4,5 bulan kering.
5.2. Media Tanam Belimbing
- Hampir semua jenis tanah yg digunakan untuk pertanian cocok pula untuk tanaman belimbing. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik.
- Derajat keasaman tanah untuk tanaman belimbing yaitu memiliki pH 5,5–7,5.
- Kandungan air dlm tanah atau kedalaman air tanah antara 50–200 cm dibawah permukaan tanah.
5.3. Ketinggian Tempat Untuk Budidaya Belimbing
Ketinggian
tempat yg cocok untuk tanaman belimbing yaitu di dataran rendah sampai
ketinggian 500 m dpl.
6. PEDOMAN
BUDIDAYA BELIMBING
6.1. Pembibitan Belimbing
1) Persyaratan Benih & Bibit
Belimbing
Teknologi produksi bibit unggul belimbing
harus selalu menggunakan pohon induk unggul atau pembiakan secara vegetatif
(cangkok, okulasi, enten, & susuan). Pembiakan secara generatif dgn biji
tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dgn
induknya (segregasi genetis). Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya
dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yg kelak
digunakan pada perbanyakan vegetatif.
2) Penyiapan Benih Belimbing
Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan
dgn cara pembiakan vegetatif (cangkok, okulasi, susuan & enten). Khusus
pada perbanyakan vegetatif dgn cara penyambungan (okulasi, enten, susuan)
diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yg berasal dari biji (pembiakan
generatif). Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih)
belimbing sebagai berikut:
- Pilih buah belimbing yg sudah matang dipohon & keadaannya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.
- Ambil (keluarkan) biji dari buah dgn cara membelahnya, kemudian tampung dlm suatu wadah.
- Cuci biji belimbing dgn air bersih hingga bebas dari lendirnya.
- Keringanginkan biji belimbing ditempat teduh & kering hingga kadar airnya berkisar antara 12–14 %.
- Simpan biji belimbing dlm suatu wadah tertutup rapat & berwarna, atau langsung disemai di persemaian.
3) Teknik Penyemaian Benih Belimbing
Penyiapan
lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut:
- Tentukan (pilih) areal untuk lahan persemaian di tempat yg strategis & tanahnya subur.
- Olah tanahnya cukup dlm antara 30-40 cm hingga gembur, kemudian dikering-anginkan selama ± 15 hari. c) Buat bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedengan sebaiknya membujur posisi Utara-Selatan.
- Tambahkan pupuk kandang yg matang & halus sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dgn tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedengan dgn alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.
- Tancapkan tiang-tiang bambu di sisi Timur bedengan setinggi 100-150 cm & di sisi Barat 75-100 cm, kemudian pasang pula palang-palang dari bilah bambu sambil diikat.
- Pasang atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening (transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dgn atapnya siap disemai biji belimbing.
Tatalaksana
menyemai biji belimbing adalah sebagai berikut:
- Rendam biji belimbing dlm air dingin atau hangat kuku (55-60 derajat C) selama 30 menit atau lebih.
- Kecambahkan biji belimbing dgn cara disimpan dlm gulungan kain basah di tempat yg lembab selama beberapa waktu.
- Semai biji belimbing yg telah berkecambah pada lahan pesemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur-alur dangkal pada jarak antar alur sekitar 10-15 cm, kemudian tutup dgn tanah tipis.
- Biarkan kecambah tumbuh & berkembang menjadi bibit muda.
4) Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian Belimbing
Pemeliharaan
bibit selama di pesemaian dilakukan dgn tahapan sebagai berikut :
- Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1-2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca.
- Setiap 10 hari sekali kocorkan BIOBOOST dengan dosis 1 tutup + 1 liter air.
- Pemupukan dgn pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yg dilarutkan dlm air dgn dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media pesemaian setiap 3 bulan sekali.
5) Pengendalian hama atau penyakit dgn cara memotong
bagian yg terserang parah, perbaikan drainase tanah & penyemprotan
pestisida pada konsentrasi rendah antara 30–50 % dari yg dianjurkan.
6) Pemindahan Bibit Belimbing
Penyapihan (pendederan bibit pada umur 6–8
bulan dari pesemaian ke dlm polibag atau keranjang atau lahan yg telah diisi
media campuran tanah dgn pupuk kandang.
6.2. Pengolahan Media Tanam Belimbing
1) Persiapan
Luasan minimum yg diperlukan untuk
operasional pembibitan adalah 2.000 m 2 , yg dpt menampung bibit sebanyak
5.000-10.000 bibit. Sedangkan lahan untuk pohon induk dpt disediakan tersendiri
atau ditanam dlm lahan operasional. Syarat utama dlm pemilihan lahan adalah
tersedianya air bagi tanaman, sebagai indikator alami ada atau tidaknya sumber
air dpt digunakan pohon enau, karena umumnya pohon enau hidup di daerah yg
banyak mengandung air. Ciri lain lahan yg mengandung air adalah daerah tersebut
berada di suatu lembah bukit atau pegunungan. Lahan untuk tanaman belimbing di
dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dgn kedalaman air tanah antara
50–200 cm dibawah pemukaan tanah & memiliki pH 5,5–7,5. Tanah lahannya
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi & drainasenya baik,
serta waktu penanaman yg paling baik di daerah yg mempunyai iklim antara 7,5
bulan basah & 4,5 bulan kering.
2) Pembukaan Lahan
Tentukan areal lahan yg strategis &
subur, cara pengolahan lahan (pembajakan/pengarukan & pencangkulan) tanah
lahan cukup dlm antara 30–40 cm hingga gembur, kemudian dikeringanginkan selama
15 hari. Tambahkan pada tanah lahan yg telah diolah pupuk kandang yg matang
& halus sebanyak 2 kg/m 2 kemudian rapikan bedengan sambil icampurkan dgn
tanah atas secara merata, & dirapikan dgn alat bantu papan kayu atau bambu
atau cangkal & selanjutnya lahan siap ditanami.
3) Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat dgn ukuran lebar 100–120
cm, tinggi 30 cm & panjangnya tergantung keadaan lahan. Bedengan sebaiknya
membujur posisi Utara-Selatan. Pasang (tancapkan) tiang-tiang bambu di sisi Timur
bedengan setinggi 100–150 cm, & di sisi Barat 75–100 cm, kemudian pasang
pula palang-palang sambil diikat. Selanjutnya pasang atap dari dedaunan
(jerami) atau plastik bening (transparan) sehingga bedengan siap digunakan.
6.3. Teknik Penanaman Belimbing
1) Penentuan Pola Tanam Belimbing
Penetuan jarak tanam & pola tanam
biasanya relatif tergantung pada luas lahan yg ada. Pada umumnya, bila areal
lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6
meter. Atau dpt pula digunakan dalan jarak tanam 5 x 5 m dgn pola tanam dlm
bentuk kultur perkebunan secara permanen & dipelihara intensif.
2) Pembuatan Lubang Tanam Belimbing
Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu
dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedalam
50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan, lubang diangin-anginkan
selama 2-4 minggu. Setelah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dgn
pupuk kandang ayam dgn perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK
20-10-10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah &
pupuk itu dimasukkan kembali ke dlm lubang. Selanjutnya kocor dengan
Bioboost dengan dosis 1 tutup + 1 liter air untuk 1 lobang tanaman.
3) Cara Penanaman Belimbing
Lubang yg sudah dipersiapkan untuk
ditanami seperti diatas, setelah diberi pupuk tidak langsung ditanami, tetapi
dibiarkan selama 1 minggu setelah itu baru ditanami. Bila yg ditanam bibit
okulasi klon B17, maka pada waktu ditanam di lapang harus
dikombinasikan/diseling dgn bibit klon B2. Caranya,diantara 8 tanaman B17
ditengah-tengahnya ditanami B2. Kombinasi ini dimaksudkan untuk membantu
penyerbukan, karena menurut seorang ahli, diduga belimbing klon B17 ini
bersifat male sterile, sehingga perlu bantuan serbuk sari klon B2 dlm
penyerbukannya.
6.4. Pemeliharaan Tanaman Belimbing
1) Penjarangan & Penyulaman
Tanaman Belimbing
Penjarangan & penyulaman dimaksudkan
agar buah lebih leluasa berkembang & distribusi makanan hanya untuk buah yg
dipelihara. dlm penjarangan ini diusahakan tidak ada buah yg bergerombol atau
berdempetan. Satu pohon diperkirakan hanya ada 100 buah belimbing yg dipelihara
sampai besar. Penjarangan dilakukan saat buah sebesar 2,5–5 cm, atau 5–10 hari
setelah bunga bermekaran.
2) Penyiangan, Pembubunan &
Perempalan
Penyiangan, pembubunan & perempalan
dilakukan agar tanaman belimbing menghasilkan buah secara produktif, &
mendapatkan hasil yg maksimal. Penyiangan dilakukan dgn melakukan pemangkasan
untuk membentuk tajuk tanaman agar tanaman tidak saling berhimpitan. Hal ini
untuk mendorong produksi buah & memudahkan pemanenan.
3) Pemupukan Belimbing
Pemupukan untuk 3 bulan setelah tanam
adalah 25 kg pupuk kandang ayam dgn 50 gram NPK/pohon. Umur setahun 25 kg pupuk
kandang dgn 150 gram NPK/pohon. Umur 2 tahun diberikan 50 kg pupuk kandang
& 500 gram NPK/pohon, & umur 3 tahun keatas diberikan 75 kg pupuk
kandang dgn 1 kg NPK/pohon. Untuk media tanam berupa pot atau tanaman buah dlm
pot (tabulampot) pemupukan diberikan pada waktu umur tanaman 1 bulan diberi
pupuk dasar berupa campuran urea, TSP atau SP & KCL (2:1:1) sebanyak 20 gr
atau 2 sendok makan per pohon (pot). Pupuk tersebut dibenamkan dlm pot. Setiap
sebulan sekali dipupuk dgn pupuk nitrogen ZA sebanyak 10 gr dilarutkan dlm 10
liter air, larutan ini disiramkan pada tanaman belimbing dlm pot hingga tampak
cukup basah. Pada tanaman belimbing yg sudah mulai berbunga & berbuah
diberi pupuk NPK sebanyak 25–50 gram/pohon (pot)/tahun. Waku pemberian pupuk
sebaiknya sebelum tanaman berbunga, setelah berbuah, & seusai panen,
sehingga tiap tahun minimal dilakukan pemupukan 3 kali masing-masing 1/3
dosis.
Untuk
pemberian Pupuk BIOBOOST lakukan setelah usia tanam 30 hari / 1 bulan dengan
dosis 1 tutup Bioboost dicampur 1 liter air untuk 1 pohon. Lakukan selama 3
bulan berturut-turut.
Untuk
pemberian Pupuk BIOBOOST berikutnya diberikan setian 2-3 bulan sekali dengan
dosis yang sama.
4) Pengairan & Penyiraman
Tanaman belimbing banyak membutuhkan air
sepanjang hidupnya. Di daerah yg sepanjang tahun mendapatkan air tentu tidak
masalah, namun di daerah yg kering tanaman perlu diberi pengairan &
disiram. Sebagai indikasi bila tanaman perlu disiram yaitu bila rumput-rumput
yg tumbuh dibawah pohon sudah mulai layu. Penyiraman dpt dilakukan dgn cara
penggenangan (dileb) atau disiram sampai daerah sekitar tajuk tanaman basah.
Meskipun selalu butuh air, tanaman ini kurang menyukai air tergenang, perlu
diberi sarana drainase & air segera dialirkan ke luar kebun agar tidak
menggenang.
5) Waktu Penyemprotan
Pestisida
Sebagai pencegahan terhadap hama &
penyakit tanaman belimbing maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida. Waktu
penyemprotan pestisida dilakukan 2 minggu sekali, yg takarannya disesuaikan
dengan dosis yg tertera pada kemasan.
7. HAMA
& PENYAKIT TANAMAN BELIMBING
7.1. Hama Tanaman Belimbing
1) Lalat buah (Dacus pedestris)
Lalat ini berwarna coklat
kekuning-kuningan dgn dua garis membujur, pinggangnya ramping, bersayap seperti
baju tidur yg strukturnya tipis & transparan. Lalat betina meletakkan telur
pada kulit buah, kemudian menetas menjadi larva. Larva inilah yg kemudian
merusak daging buah belimbing hingga menyebabkan busuk & berguguran.
Pengendalian: dilakukan dgn cara pembungkusan buah pada stadium pentil (umur 1
bulan dari bunga mekar), mengumpulkan & membakar sisa-sisa tanaman yg
berserakan di bawah pohon, memasang sex pheromone seperti Methyl eugenol dlm
botol aqua bekas.
2) Hama lain: kutu daun, semut ngangrang
(Oecophylla smaragdina) & kelelawar. Pengendalian: kutu daun & semut
dpt disemprot dgn insektisida, sedangkan kelelawar harus dgn cara
dihalau.
7.2. Penyakit Tanaman Belimbing
1) Bercak daun
Penyebab: cendawan Cercospora averrhoae
Fres. Gejala: terjadi bercak-becak klorotik berbentuk bulat & kecil-kecil
pada anak daun. Daun yg terserang berat menjadi kuning & rontok, bahkan
sampai gundul pada tanaman muda atau stadium bibit. Pengendalian: dgn cara
memotong (amputasi) bagian tanaman yg sakit & disemprot fungisida yg
berbahan aktif Kaptafoll.
2) Penyakit kapang jelaga
Penyakit ini hidup sebagai saprofit pada
madu yg dihasilkan oleh kutu-kutu putih. Gejala: permukaan daun tertutup oleh
warna hitam, sehingga dpt mengganggu proses fotosintesis. Pengendalian:
disemprot dgn fungisida pada konsentrasi yg dianjurkan.
8. PANEN BUAH BELIMBING
8.1. Ciri & Umur Panen Buah Belimbing
Umur panen (petik) buah belimbing
sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan &
iklim. Di dataran rendah yg tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing
sekitar 35–60 hari setelah pembungkusan buah atau 65–90 hari setelah bunga
mekar. Ciri buah belimbing yg sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar
(maksimal), telah matang & warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih
atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas
belimbing.
8.2. Cara Panen Buah Belimbing
Cara panen buah belimbing dilakukan dgn
cara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dgn
memilih buah yg telah matang. Waktu panen yg paling baik adalah pagi hari, saat
buah masih segar & sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yg
baru dipetik segera dimasukkan (ditampung) dlm suatu wadah secara hati-hati
agar tidak memar atau rusak.
8.3. Periode Panen Belimbing
Periode panen buah belimbing, umumnya
penen perdana pada umur 3-4 tahun setelah tanam. Pembungaan & pembuahan
belimbing dpt terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak)
biasanya terjadi tiga kali dlm setahun.
8.4. Prakiraan Produksi Belimbing
Potensi hasil/produksi buah belimbing
varietas unggul yg ditanam di kebun secara permanen & dipelihara intensif
dpt mencapai antara 150–300 buah/pohon/tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dgn
populasi per hektar antara 250–400 pohon dgn produktivitas 150–300 buah/pohon
& berat per buah rata-rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar
mencapai 6–19 ton.
9.
PASCAPANEN BELIMBING
Seusai panen belimbing perlu penanganan
pascapanen lebih lanjut, terutama bila jumlahnya melimpah (banyak). Tahapan
penangan pascapanen buah belimbing adalah sebagai berikut:
9.1. Pengumpulan
Kumpulkan
buah belimbing di suatu tempat atau ruangan yg teduh.
9.2. Penyortiran & Penggolongan
Pilih buah bedasarkan tingkat kematangan
& ukuran yg seragam. Pisahkan (buang) buah yg rusak, cacat atau diserang
hama & penyakit. Bersihkan buah dari kotoran yg mungkin menempel dgn alat
bantu kuat lembut (halus).
9.3. Penyimpanan
Simpan buah belimbing dlm wadah &
ruangan (tempat) yg dingin untuk persediaan keluarga, atau simpan kotak karton
berisi buah belimbing di ruangan pendingin bersuhu antara 5-20 derajat C.
9.4. Pengemasan & Pengangkutan
- Bungkus tiap buah atau beberapa buah dgn plastik regang atau kertas tissue atau polysterene net.
- Masukkan buah belimbing ke dlm wadah (kontainer) berupa kotak karton yg bagian dasar & dindingnya dialasi (dilapisi) busa. Tiap kotak karton berisi maksimal 3 lapis buah belimbing dgn posisi buah bagian pangkalnya berada di bawah. Buah belimbing yg sudah dikemas siap diangkut ke tempat penjualan/penampungan.
10. ANALISIS
EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN BELIMBING
10.1. Analisis Usaha Budidaya Belimbing
Potensi produksi buah belimbing yg
ditanam di kebun secara permanen & dipelihara intensif, dgn jarak tanam
antara 5x5 m atau 6x6 m, bila populasi tanaman belimbing per hektar antara
250–400 pohon dgn potensi produktivitas 150–300 buah/pohon/tahun, & berat
per buah rata-rata 160 gram, maka dpt dihasilkan/tingkat produksi per hektar
mencapai 6–19 ton buah belimbing. Pada panen raya belimbing, harga belimbing
rata-rata mencapai Rp. 750,- sampai Rp. 5.000,- per kg. Maka kita dpt
menghitung berapa Rupiah besar penghasilan yg didapat dlm 1 hektar per tahun.
Tentunya setelah dikurangi biaya-biaya produksi yg dikeluarkan, seperti:
pembibitan, pemeliharaan, pemupukan, panen/pascapanen, dll.
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek pemasaran belimbing di dlm
negeri diperkirakan makin baik. Hal ini antara lain disebabkan oleh pertambahan
jumlah penduduk & semakin banyaknya konsumen menyadari pentingnya kecukupan
gizi dari buah-buahan. Pada tahun 1993 Indonesia baru andil 0,4 % dari total
nilai impor dunia buah tropis. Bila pada tahun 1989 tingkat konsumsi
buah-buahan per kapita penduduk Indonesia hanya mencapai 22,92 kg/tahun, maka
untuk mencapai kecukupan gizi yg sesuai dgn anjuran FAO menargetkan rata-rata
60 Kg per kapita per tahun. Salah satu jenis buah potensial yg mudah
dibudidayakan untuk mendukung pencapaian target tersebut adalah belimbing.
Perkiraan permintaan setiap tahun semakin meningkat, peningkatan permintaan
tersebut adalah sebesar 6,1 %/tahun (1995–2000), 6,5 %/tahun (2000–2005), 6,8
%/tahun (2005–2010), & mencapai 8,9 %/tahun (2010– 2015). Jelaslah bahwa
prospek usahatani (agribisnis) belimbing amat cerah bila dikelola secara
intensif & komersial, baik dlm bentuk kultur perkebunan, pekarangan, maupun
Tabulampot.
11. STANDAR
PRODUKSI BELIMBING
11.1. Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: syarat
mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan contoh & cara pengemasan.Contoh
diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat di bawah ini. Dari
setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 buah dari bagian atas, tengah &
bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (startified random sampling) sampai
diperoleh minimum 20 buah untuk dianalisis.
- Jumlah kemasan dlm partai (lot) sampai dgn 100, contoh yg diambil 5.
- Jumlah kemasan dlm partai (lot) 101 sampai dgn 300, contoh yg diambil 7.
- Jumlah kemasan dlm partai (lot) 301-500, contoh yg diambil 9.
- Jumlah kemasan dlm partai (lot) 501-1000, contoh yg diambil 10.
- Jumlah kemasan dlm partai (lot) lebih dari 1000, contoh yg diambil 15 (minimum).
Petugas
pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yg berpengalaman atau
dilatih lebih dahulu & mempunyai ikatan dgn badan hukum.
Pengemasan Buah Belimbing
Buah
belimbing dikemas dgn peti kayu/bahan lain yg sesuai dgn berat bersih maksimum
30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yg bertuliskan antara lain: nama
barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih,
negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.
Semoga
Bermanfaat. @Andumberkah
Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971
Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971
Join Distributor BIOBOOST
No comments:
Post a Comment