Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), setiap tahun di seluruh dunia terjadi keracunan pestisida antara 44.000 - 2.000.000 orang. Angka keracunan tertinggi terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Beberapa tahun terakhir, hama-hama penting seperti walang sangit dan wereng mengalami ketahanan setelah diaplikasikan pestisida secara terus menerus. Secara alami, makhluk hidup punya naluri bertahan dari apapun yang mengganggu kehidupannya.
Beberapa tahun terakhir, meningkatknya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan sehat yang aman dan bebas dari bahan-bahan kimia. Gaya hidup sehat dan preferensi konsumen yang demikian telah menyebabkan permintaan produk pertanian organik meningkat dengan pesat. Seiring dengan itu pertanian organik mulai menjadi idola baru dalam dunia pertanian. Produk pertanian yang selama ini identik dengan penggunaan bahan kimia non alami seperti pupuk dan pestisida kimia mulai digantikan dengan pertanian organik yang memanfaatkan bahan alami sebagai bahan pestisida dan obat-obatan untuk tanaman.
Pembuatan bahan alami untuk pestisida dan obat-obatan pertanian cukup mudah dilakukan dan hanya memerlukan ketelatenan. Selain itu biayanyapun juga sangat murah. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah.
Jenis Pertisida Hayati
Menurut Takahashi (1981), pada dasarnya bahan alami yang mengandung senyawa bioaktif dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Bahan alami dengan kandungan
senyawa antifitopatogenik (antibiotika pertanian)
b. Bahan alami dengan kandungan
senyawa bersifat fitotoksik atau mengatur tumbuh tanaman (fitotoksin, hormon
tanaman dan sejenisnya) dan
c. Bahan alami dengan kandungan senyawa
bersifat aktif terhadap serangga (hormon serangga, feromon, antifidan, repelen,
atraktan dan insektisidal).
Ada 4 kelompok insektisida nabati yang telah lama dikenal (Oka, 1993) yaitu golongan nikotin dan alkaloid lainnya, bekerja sebagai insektisida kontak, fumigan atau racun perut, terbatas pada serangga yang kecil dan bertubuh lunak, piretrin, berasal dari Chrysanthemum cinerarifolium, bekerja menyerang syaraf pusat, dicampur dengan minyak wijen, talk atau tanah lempung digunakan untuk lalat, nyamuk, kecoa, hama gudang, dan hama penyerang daun, rotenon dan rotenoid, berasal dari tanaman Derris sp. dan bengkuang (Pachyrrhizus eroses) aktif sebagai racun kontak dan racun perut untuk berbagai serangga hama, tapi bekerja sangat lambat, Azadirachtin, berasal dari tanaman mimba (Azadirachta indica), bekerja sebagai “antifeedant” dan selektif untuk serangga pengisap sejenis wereng dan penggulung daun, baru terurai setelah satu minggu (Karmawati dan Balfas, 2007).
Keunggulan dan Kelemahan Pestisida Nabati
Pestisida nabati semakin diminati karena memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan pestisida sintetis atau kimiawi. Beberapa keunggulan pestisida nabati diantaranya yaitu:
- Teknologi pembuatannya lebih mudah dan murah.
- Pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan maupun terhadap makhluk hidup, sehingga, relatif aman untuk digunakan.
- Tidak beresiko menimbulkan keracunan pada tanaman.
- Tidak menimbulkan resistensi (kekebalan) pada hama.
- Hasil petanian yang dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari residu pestisida kimiawi.
Selain kelebihannya ada juga kelemahan pestisida nabati yaitu :
- Daya kerja pestisida nabati lebih lambat, tidak bisa terlihat dalam jangka waktu yang cepat.
- Pada umumnya tidak membunuh langsung hama sasaran, akan tetapi hanya bersifat mengusir dan menyebabkan hama menjadi tidak berminat mendekati tanaman budidaya.
- Mudah rusak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.
- Daya simpan relatif pendek, artinya pestisida nabati harus segera digunakan setelah proses produksi.
- Perlu dilakukan penyemprotan yang berulang-ulang. Hal ini dari sisi ekonomi tentu saja tidak efektif dan efisien.
- Kurang praktis.
Prinsip Kerja Pestisida Nabati
Prinsip kerja pestisida nabati ada tiga yaitu menghambat, merusak dan menolak. Hal ini akan tampak pada cara kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit.
Cara kerja pengendaliannya bisa melalui perpaduan beberapa cara ataupun cara tunggal. Berikut adalah beberapa mekanisme kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari organisme pengganggu :
- Menghambat proses reproduksi serangga hama, khususnya serangga betina.
- Mengurangi nafsu makan.
- Menolak makan
- Merusak perkembangan telur, larva dan pupa, sehingga perkembangbiakan serangga hama dapat terhambat.
- Menghambat pergantian kulit
Pestisida nabati berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi beberapa
golongan yaitu sebagai berikut :
- Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal : dengan bau yang menyengat
- Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
- Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
- Menghambat reproduksi serangga betina
- Racun syaraf
- Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
- Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
- Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri.
TANAMAN YANG DAPAT DIMANFAATKAN SEBAGAI PESTISIDA NABATI
1. Mimba (Azadirachta indica)
Daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif azadirachtin sebagai
senyawa utama meliantriol, salanin dan nimbin. Senyawa ini tidak untuk membunuh
secara cepat, tetapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, daya
reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual,
penurunan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin. Selain itu, daun
dan biji mimba juga berperan sebagai pemandul. Menurut Wiwin,. dkk (2008)
menyatakan biji mimba mengandung beberapa komponen aktif antara lain
azadirachtin, salannin, azadiradion, salannol, gedunin, nimbinen dan deacetyl
nimbinen. Dari beberapa komponen aktif tersebut ada empat senyawa yang
diketahui berfungsi sebagai pestisida yaitu azadirachtin, salannin, nimbinen
dan meliantriol (Wowiling 2008).
Efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll/. Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew).
2. Akar Tuba (Derris elliptica)
Senyawa yang telah ditemukan
antara lain adalah rotenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton
menghasilkan 2 - 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon
bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai
antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi
beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat
dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik)
berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai
moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida
(tungau).
3.Temu-Temuan (Temu Hitam,
Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya,
yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran
ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk
mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.
4.Tembakau (Nicotium tabacum)
5.Sirsak (Annona muricata)
6.Kucai (Allium schonaoresum)
7.Bawang Putih (Allium sativum)
8.Bawang Merah (Allium cepa)
Kandungan pada squamosin mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasi sel hama serangga, yang menyebabkan hama serangga tidak dapat menerima nutrisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Akhirnya, serangga hama akan mati secara perlahan. Selain berpotensi dapat membunuh hama ulat, kulit bawang merah juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang menguntungkan. Zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah dapat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan (Rizal 2008).
9.Tembelekan (Lantara camara)
10.Pepaya (Carica papaya)
11.Cengkeh (Syzgium aromaticum)
12.Mindi (Melia Azedarach L.)
Bagian tanaman mindi yang dapat digunakan untuk pengendalian hama adalah daunnya, biji/buahnya, dan kulitnya. Mindi dapat digunakan untuk pestisida nabati, untuk mengusir atau penolak hama, menghambat hama untuk bertelur, insektisida, dan menghambat perkembangan cendawan Mindi juga mengandung racun kontak dan racun perut bagi serangga sasaran.
Hama Sasaran yang bisa dikendalikan dengan pestisida nabati Mindi Aphis Aphis citri, Ulat grayak Spodoptera spp, Spodoptera eridania, Ngengat umbi kentang Phtorimaea operculella, Penggerek jagung asia Ostrinia furnacalis, Apis kobis Brevicoryne brassica, Kupu-kupu putih kobis Pieris brassicae, Ulat jarak Spodoptera littoralis, Hama daun jeruk Phyllocnistis citrella, Kutu Psyllid jeruk Diaphorina citri, Kutu sisik jeruk Panonychus citri, Ngengat punggung berlian Plutella xylostella, Kumbang Epilachna varivestis, Belalang berpindah Locusta migratoria, Wereng padi hijau Nephotettix virescens, Penggerek batang padi Tryporyza incertulas, Ulat kuncung tembakau Helicoverpa virescens, Wereng punggung utih Sogatella furciferadan Hama gudang Ephestia cautella, Rhizopertha domonica.
Mindi tidak mempunyai efek racun pada laba-laba, dan sedikit meracuni predator Cyrtorhinus lividipennis. Mindi bisa meracuni maunisia dan binatang menyusui lainnya.
13.Gadung (Dioscorea hispida)
CARA MEMBUAT PESTISIDA NABATI
A. Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Hama Serangga
1. Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Hayati Untuk Mengendalikan Kutu Daun
Salah satu bahan alami yang bisa
dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami adalah daun sirsak yang dapat
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pestisida hayati untuk mengendalikan
hama kutu daun dan juga thrips. Pestisida hayati ini dibuat dari bahan utama
daun sirsak. Bahan-bahan yang digunakan adalah :
- Daun sirsak : 100 lembar
- Sabun colek : 2-3 sendok makan
- Air : 1,5 lite
- Rebus daun sirsak dengan 1,5 liter air, hingga air yang tersisa sebanyak 1 liter.
- Setelah itu tambahkan sabun colek kedalam larutan yang dihasilkan.
- Untuk pemakaiannya, campurkan 1 liter larutan pestisida dengan 14 liter air.
Cara penggunaan/ pemakaian :
Masukkan campuran pestisida
dengan air ke dalam tangki sprayer, lalu semprotkan pada tanaman. Waktu
penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore
hari dari jam 15.00 hingga maghrib. Penyemprotan dapat dilakukan 2 kali dalam
seminggu. Yang perlu diingat pada penggunaan ekstrak sirsak ini adalah bahwa
pemakaian harus dilakukan beberapa kali, jangan hanya satu kali. Sebab
pemakaian secara rutin akan dapat senantiasa melindungi dan mencegah tanamam
dari hama kutu daun dan thrips. Ekstrak daun sirsak dapat disimpan hingga 12
bulan sejak dari pembuatan. Namun demikian sebaiknya segera digunakan agar
dapat memberikan manfaat secara maksimal.
2. Feromon Kelamin Dan Sistem Syaraf dari Minyak Selasih
Sex fheromone yaitu feromon yang
dihasilkan oleh serangga betina atau jantan pada kelenjar yang terletak pada
ujung abdomen.
Cara Pembuatan Minyak Selasih /Penyulingan selasih
Penyulingan selasih hal ini melalui tahapan kerja sebagai berikut :
- Bahan baku (daun dan bunga selasih) dimasukan ke dalam ketel pemasok yang terlebih dahulu ketel tersebut diisi air + 10 liter.
- Memasang tutup ketel pemasok dan selang saluran air serta alat-alat lainnya sesuai posisi gambar 3.
- Menyalakan kompor dan menghidupkan pompa sirkulator dengan cara menyambungkan kabel sirkulator ke saklar listrik.
- Setelah kurang lebih 30 menit air di dalam ketel akan mendidih dan menghasilkan uap yang terus menerus akan mengalir menembus celah-celah bahan baku sehingga mengakibatkan uap tersebut akan membawa minyak dari daun dan bunga selasih.
- Uap air yang mengandung minyak akan terus menerus mengalir melalui pipa penyalur uap menuju ketel pendingin, pada bagian ketel pendingin bagian pipa yang terendam air akan mendinginkan uap air di dalam pipa, sehingga terjadi kondensasi uap air menjadi air sulingan selasih.
- Air sulingan secara terus menerus mengalir yang ditampung pada bagian corong pemisah.
- Air sulingan yang tertampung, berdasarkan perbedaan berat jenis antar air dan minyak akan terjadi perbedaan posisi /level yaitu untuk bagian atas adalah bagian minyak selasih sedangkan pada bagian bawahnya adalah air sisa penyulingan.
- Untuk memperoleh minyak selasih murni, berikutnya adalah membuang air sisa penyulingan dengan cara membuka kran corong pemisah secara perlahan-lahan.
- Bagian minyak yang tersisa di dalam corong pemisah dipindahkan pada botol yang dapat ditutup rapat dengan cara memakai pipet atau jarum penyuntik.
- Minyak selasih siap digunakan sebagai atraktan lalat buah dengan cara meneteskan pada kapas yang diletakan di dalam botol perangkap sebanyak 0,1 - 0,2 ml.
- Air sisa penyulingan yang dibuang dari corong pemisah masih dapat dimanfaatkan sebagai atraktan lalat buah, namun dosis untuk air sulingan tersebut ditambah atau diperbanyak menjadi 2 – 3 ml setiap perangkap dan diulangi seminggu sekali.
Proses pembuatan minyak selasih
berlangsung selama 5 jam, dari bahan baku sebanyak 10 kg dapat menghasilkan
minyak selasih antara 5 – 30 ml, hal ini tergantung dari jenis selasih yang
disuling serta umur tanaman selasih. Sedangkan sisa air penyulingan setiap kali
proses didapat sebanyak + 3 liter.
3. Ekstrak Daun Mimba Sebagai Pestisida Hayati Untuk Mengendalikan Kutu Sisik
Pestisida hayati ini dapat
digunakan untuk mengendalikan kutu sisik pada tanaman. Bahan-bahan yang
digunakan :
- Daun nimba: 1 kg
- Air: 10 liter
Cara pembuatan :
- Cara pembuatan pestisida ini cukup sederhana yaitu dengan merebus 1 kg daun nimba dengan 10 liter air hingga mendidih.
- Dinginkan larutan sebelum diaplikasikan pada tanaman.
4. Ekstrak Daun Pepaya Sebagai
Pestisida Hayati Untuk Mengendalikan Ulat Dan Hama Penghisap Tanaman
Daun pepaya memiliki kandungan
bahan aktif papain yang cukup efektif untuk mengendalikan ulat dan hama
penghisap tanaman. Untuk memanfaatkan daun pepaya menjadi pestisida alami, daun
pepaya dibuat ekstrak yang dicampurkan dengan minyak tanah dan detergen. Pestisida
alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain dapat
digunakan untuk mencegah hama seperti aphis, rayap, hama kecil, dan ulat bulu
serta berbagai jenis serangga. Bahan-bahan yang digunakan adalah :
- Daun papaya : 1 kg
- Air: 10 liter
- Minyak tanah : 2 sendok makan
- Detergen: 30 gr
Cara pembuatan:
Pestisida alami dari daun pepaya
(Carica papaya) dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Siapkan daun papaya sebanyak kurang lebih 1 kg (sekitar 1 tas plastik besar atau 1 ember besar).
- Tumbuk daun pepaya hingga halus.
- Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam 10 liter air
- Tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen.
- Hasil campuran, didiamkan semalam.
- Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
Aplikasi :
Larutan hasil saringan dapat
langsung diaplikasikan ke tanaman dengan cara menyemprotkan larutan ke tanaman
5. Umbi Gadung Untuk Mengendalikan Ulat dan Hama Penghisap
Umbi Gadung mengandung
diosgenin, steroid saponin, alkohol dan fenol. Selain untuk mengendalikan hama
tikus, umbi gadung juga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap.
Cara Pembuatan :
- Tumbuk halus 500 gr umbi gadung dan peras dengan batuan katong kain halus.
- Tambahkan 10 liter air , aduk rata dan siap di semprotkan ke tanaman.
6. Pestisida Nabati Untuk
Mengendalikan hama Trips
Bahan-bahan:
- 1 kg bawang putih halus, tambahkan 100 cc EM4 dan gula pasir 100 gr.
Cara membuat:
Aduk bahan sampai rata dan
larutkan dalam 5 liter air. Diamkan / fermentasikan selama 1 minggu. Saat
digunakan saring dahulu.
Aplikasi:
Dengan melarutkan pada air
dengan perbandingan 1:20, efektif mengendalikan thrips pada tanaman cabai.
6. Pestisida Nabati ”Daun Sirih Hutan“
Daun sirih hutan mengandung ”
fenol dan kavokol “. Efektif untuk hama penghisap.
Cara Pembuatan:
- Tumbuk halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 siung bawang merah, 5 batang serai.
- Tambahkan air 8 – 10 liter air, 50 gr deterjen dan diaduk rata.
- Saring dengan kain halus
- Siap disemprotkan ke tanaman.
7. Pestisida Nabati “Biji Jarak”
Biji Jarak mengandung “Reisin
dan Alkaloit” , efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap (dalam
bentuk larutan ), Juga efektif untuk mengendalikan nematoda/cacing (dalam
bentuk serbuk).
Cara Pembuatannya:
- Tumbuk 1 biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam air 2 liter, tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr deterjen lalu diaduk.
- Saring larutan hasil perendaman, tambahkan air kembali 10 liter.
- Siap dipergunakan dengan cara di semprot kan ke tanaman.
8. Pestisida Nabati ” Daun
Sirsak dan Jeringau “
Rimpang jeringau mengandung ”
Arosone, Kalomenol, Kalomen, Kalomeone, Metil eugenol, Eugenol “. Efektif untuk
mengendalikan ” hama wereng coklat “.
Cara Pembuatan :
- Tumbuk halus segenggam daun sirsak , segenggam rimpang jeringau, 20 siung bawang putih.
- Rendam dalam air sebanyak 20 liter, di + 20 gr sabun colek, aduk rata dan di biarkan semalam.
- Saring dengan kain halus.
- Encer kan 1liter pestisida dengan 50 -60 liter air
- Siap di semprotkan ke tanaman.
9. Pestisida Nabati ” Rendaman
Daun Tembakau “
Daun tembakau mengandung
nikotin. Efektif untuk mengendalikan hama penghisap.
Cara Pembuatan :
- Rajang 250 gr ( sekitar 4 daun ) tembakau dan direndam dalam 8 liter air selama semalam.
- Tambahkan 2 sendok detergen, aduk merata kemudian disaring.
- Siap disemprotkan ke tanaman.
10. Pestisida Nabati ” Daun
Sirih Hutan “
Daun sirih hutan mengandung ”
fenol dan kavokol “. Efektif untuk hama penghisap.
Cara Pembuatan :
- Tumbuk halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 siung bawang merah, 5 batang serai.
- Tambahkan air 8 – 10 liter air, 50 gr deterjen dan diaduk rata.
- Saring dengan kain halus
- Siap disemprotkan ke tanaman.
11. Pestisida Nabati Untuk Hama
Padi
Bahan-bahan :
- 3.5 kg kunyit (haluskan), 3.5 kg temulawak (haluskan), 3 kg temu hitam (haluskan), 3 buah maja (haluskan), 100 liter urine sapi.
Cara membuat :
· Tuang urine ke dalam tong. Kemudian campur
kunyit, temulawak, temu hitam, dan buah maja yang telah halus, lalu masukkan
campuran ini kedalam karung plastik dan ikat. Campuran direndam dalam urine
sapi dan aduk tiap tiga hari sekali. Satu bulan karung plastik baru diangkat
dan pestisida urinsa siap digunakan. Efektif mengendalikan hama tanaman padi.
12. Pestisida Nabati untuk Hama Kutu
Bahan-bahan :
- Daun mindi 2 kg, tembakau 2 kg, brotowali 2 kg, buah mengkudu 5 kg,dan andaliman 1 kg.
Cara membuat :
- Semua bahan dihaluskan dengan cara menumbuk. Bahan-bahan tersebut direndam/dilarutkan dalam air 10 liter. Simpan selama lima hari dalam wadah yang tertutup rapat .
Kegunaan :
Pestisida dilarutkan pada media
air dengan perbandingan 1:30. Efektif mengendalikan hama kutu kebul pada cabai,
tungau, jenis ulat dan lainnya.
Bahan dan cara membuat Pestisida
nabati berkwalitas diatas bisa Anda cari di lingkungan sekitar. Praktis dan
murah. Demikian tips kami tentang bahan dan cara membuat Pestisida nabati.
B. Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Hama Tikus
Umbi Gadung Sebagai Pestisida Hayati Untuk Memandulkan Dan Membunuh Tikus. Serangan tikus (Ratus argentiventer) merupakan salah satu masalah utama yang banyak dijumpai oleh petani padi dan menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian baik dilapangan maupun hasil pertanian dalam penyimpanan.
Bahan-bahan :
- Umbi gadung KB : 1 kg
- Dedak padi: 10 kg
- Tepung ikan: 100 gr
- Kemiri: beberapa biji
- Air: secukupnya
Cara pembuatan :
Umbi gadung dikupas dan
dihaluskan bersama kemiri, Kemudian dicampurkan secara merata dengan dedak
padi, tepung ikan, dan air hingga menjadi adonan. Selanjutnya adonan tersebut
dibuat pellet kering.
C. Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Tanaman
- Untuk mengendalikan ” nematoda puru akar ” pada tanaman tembakau lakukan 15 -30 gr daun mimba kering atau 5 -10 gr biji mimba ditumbuk halus, kemudian diberikan untuk setiap lubang tanaman tembakau.
- Untuk mengendalikan ” Jamur Fusarium dan Sclerotium “. sebanyak 2 -6 gr biji mimba ditumbuk lalu rendam selama 3 hari dengan air 1 liter. Lalu disaring dan siap di semprotkan ke tanaman.
- Pestisida Nabati ” Daun Mimba “, Daun mimba mengandung Azadirachtin, salanin, nimbinen dan meliantriol. Efektif mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri, nematoda dll.
Cara pembuatan :
a. Dengan ” Biji Mimba “
- Tumbuk halus 200 -300 gr biji mimba
- Rendam dalam 10 liter air semalam
- Aduk rata dan saring, siap disemprotkan ketanaman.
b. Dengan ” Daun Mimba “
- Tumbuk halus 1 kg daun mimba kering bisa juga dengan daun segar.
- Rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata , saring dan siap untuk disemprotkan ke tanaman.
PENUTUP
Kesimpulan,
Pestisida nabati adalah
pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan
seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai
bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang
merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau
bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida.
Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama
digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri.
Ada 4 kelompok insektisida nabati yang telah lama dikenal (Oka, 1993) yaitu golongan nikotin dan alkaloid lainnya, bekerja sebagai insektisida kontak, fumigan atau racun perut, terbatas pada serangga yang kecil dan bertubuh lunak, piretrin, berasal dari Chrysanthemum cinerarifolium, bekerja menyerang syaraf pusat, dicampur dengan minyak wijen, talk atau tanah lempung digunakan untuk lalat, nyamuk, kecoa, hama gudang, dan hama penyerang daun, rotenon dan rotenoid, berasal dari tanaman Derris sp. dan bengkuang (Pachyrrhizus eroses) aktif sebagai racun kontak dan racun perut untuk berbagai serangga hama, tapi bekerja sangat lambat, Azadirachtin, berasal dari tanaman mimba (Azadirachta indica), bekerja sebagai “antifeedant” dan selektif untuk serangga pengisap sejenis wereng dan penggulung daun, baru terurai setelah satu minggu.
Semoga
Bermanfaat. @Andumberkah
Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971
Informasi & Konsultasi : SMS / WA 081233198971
Join Distributor BIOBOOST
No comments:
Post a Comment